Jakarta – Ketua FPI DKI Jakarta Buya Abdul Majid mengungkapkan bahwa telah terjadi ribut-ribut yang melibatkan FPI dan Banser di kawasan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017) malam kemarin.
Menurut Buya Abdul Majid, saat itu warga menolak adanya aktifitas yang dinilai merupakan kampanye dari pasangan cagub dan cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Majid juga menyebut ada dua truk yang datang ke Kramat Lontar dengan membawa mie instan, sedangkan dua truk lagi datang membawa peralatan tenda guna acara yang disebutnya tidak mengantongi ijin dari RT setempat.
Selain itu, masyarakat yang hadir pada acara istigosah juga bukan dari warga setempat.
Terkait insiden ini, FPI DKI Jakarta kemudian mengeluarkan pernyataan sikap pada Selasa (18/4/2017):
1. Mengutuk gerombolan preman yang mengatasnamakan Ansor dan Banser NU yang telah menyerang dengan brutal warga muslim Kramat Lontar yang menolak pembagian sembako dari paslon nomor 2 di hari tenang ini.
2. Mendesak kepolisian untuk menangkap para penyerang berikut para pimpinannnya serta mengusut dugaan keterlibatan dalam menggerakkan massa tersebut.
3. Menuntut KPUD untuk mendiskualifikasi pasangan Ahok-Djarot karena melakukan pelanggaran berat di hari tenang, yakni dengan pembagian sembako dan pengerahan preman dengan seragam Ansor dan Banser untuk adu domba umat Islam.
4. Menyerukan kepada segenap masyarakat Jakarta untuk menjaga keamanan Ibu Kota serta ikut berjuang menjaga Pilkada yang jujur, aman, dan damai.
5. Menyerukan kepada laskar FPI dan jawara Betawi untuk meningkatkan pengamanan ulama dan umaro di Jakarta, hingga suasana Pilkada benar-benar kondusif.
(samsul arifin – www.harianindo.com)