Malang – Prostitusi gadis ABG di Malang saat ini tengah menjadi pusat perhatian yang cukup memprihatinkan. Ini pun menjadi fenomena terbaru sekaligus fenomena gila-gilaan di kota wisata terbesar di Jawa Timur tersebut.
Karena tingginya permintaan dari para pria hidung belang, tiga hari jelang tahun baru, order sudah tutup. Rata-rata para penjaja cinta berusia SMA sudah menerima pesananan.
“Sudah full booked mas,” ujar Mono, germo yang sudah lama beroperasi di Malang kepada awak media, Sabtu (15/4/2017).
Dari Mono juga lah diketahui tarif jasa penghibur muda itu. Di malam tahun baru, tarif bisa melonjak cukup tinggi.
“Untuk kencan singkat Rp 1 juta – Rp 1,5 juta. Kalau untuk kencan panjang atau satu hari, sampai Rp 3 juta,” ungkap Mono.
Tak hanya dipesan lewat germo, ada banyak juga pelajar yang mencari pelanggan di jalanan.
Mereka sering berkumpul di Jalan Ijen. Mereka memadati pinggir jalan dan warung-warung. Tarif mereka pun sangat fleksibel.
Bahkan di tempat tersebut banyak remaja perempuan berusia 14 hingga 16 tahun yang ikut mencari pelanggan.
Awak media menemui Dina, bukan nama sebenarnya, yang merupakan pekerja seks di bawah umur. Ia mengaku pergaulan di kawasan yang lebih dikenal dengan nama museum itu sebagai penyebab utama dirinya terjerumus di dunia hitam prostitusi.
ABG kelas 1 SMP tersebut mengetahui praktik prostitusi yang jauh lebih bebas. Para remaja putri ini sering dijadikan piala bergilir bagi para pembalap jalanan yang memenangi balapan.
“Tapi aku ndak pernah mau. Aku hanya mau kalau diajak jalan saja, yang penting dolan,” aku remaja 15 tahun itu.
Saat mendapatkan pertanyaan soal tarif, Dina mematoknya di kisaran Rp 500.000. (Yayan – www.harianindo.com)(Yayan – www.harianindo.com)