Jakarta – Seorang mahasiswi Indonesia mendapatkan pengalaman yang kurang mengenakkan saat pergi berlibur ke Roma, Italia. Perlakuan petugas bandara ketika akan kembali ke London, di mana dirinya menjalani kuliah, membuatnya merasa tidak nyaman.
Para petugas di airport memaksanya untuk melepas jilbab yang dikenakannya. Dia menolak, karena tak ada aturan yang menyebutkan seseorang untuk diperiksa dengan melepaskan penutup kepala miliknya.
Pada saat bersamaan, dia justru melihat dua biarawati melenggang begitu saja tanpa diperiksa. Berikut curahan hati Aghnia Adzkia yang ditulis dalam akun Facebook miliknya.
“SAYA HIJABER MUSLIM, BUKAN SEORANG TERORIS!
Saya sangat terkejut mengalami bagaimana petugas keamanan bandara Italia di Roma Ciampino memperlakukan saya dengan angkuh, meminta saya melepaskan jilbab sebagai pemeriksaan keamanan saat saya akan melakukan penerbangan ke London pada Minggu.
“Kenapa saya harus melepas jilbab?” tanya saya. Mereka menjawab untuk alasan keamanan. Akan tetapi saya tidak siap untuk memercayai mereka kecuali mereka memperlihatkan undang-undang atau memperlihatkan dokumen legal kepada saya sebagai bukti berkas itu memberikan otoritas pada mereka untuk melihat apa yang berada di balik jilbab saya. Untuk memastikan, mereka meminta saya mengikuti seorang wanita ke sebuah kamar khusus untuk melihat jilbab saya. Tetapi bagi saya, ini bukan sekadar saya ingin memperlihatkan kepala/rambut saya atau tidak (meskipun di depan seorang wanita). Ini di luar itu: Itu soal martabat manusia dan hak-haknya. Untuk alasan apa hingga mereka meminta saya melepas jilbab saya?
Saya memperdebatkan itu dengan petugas keamanan wanita atas aturan itu dan dia memperlihatkan saya sebuah tulisan berbahasa Italia di mana saya tidak memahaminya. Alih-alih menerjemahkannya untuk saya, dia tetap memaksa saya agar pergi ke ruangan khusus untuk pemeriksaan. Saya minta petugas keamanan untuk memperlihatkannya pada teman Italia saya agar membacakannya, karena saya lebih percaya dia. Petugas itu menolak dan meminta rekannya untuk menyeret saya dari petugas. Sata tidak punya satu menit pun untuk menghubungi teman saya untuk menerjemahkan berkas itu.
Seorang petugas keamanan pria menyeret saya dari area pemeriksaan keamanan dengan cara yang kasar (dia mengambil tas tanpa meminta izin dan berteriak agar saya diam). Saya coba bernegosiasi kembali kepada mereka atas legalitas pemeriksaan tetapi wanita itu malah berteriak pada saya, “saya sudah memperlihatkannya, jika anda tidak tahu bahasa Italia. Anda tak bisa sentuh saya, ada tidak aman. Anda bisa saja menyembunyikan sesuatu di balik rambut. Jika anda tidak melepasnya, kami tidak tahu ada sesuatu di dalamnya, oke? Anda tidak aman bagi kami.”
Cara mereka memperlakukan saya memperlihatkan mereka tidak menghormati Muslim berjilbab. Saya memilih tidak menggunakan penerbangan meski sudah sangat telat untuk boarding.
Jelang sore hari, saya membeli tiket penerbangan ke London dari bandara Fiumicino. Selama pemeriksaan keamanan para petugas juga meminta saya untuk melepaskan jilbab saya. Kali ini saya setuju karena saya ingin menunjukkan tidak ada yang disembunyikan dan saya bukan teroris. Pada saat bersamaan, saya melihat dua biarawati menggunakan penutup kepala, tetapi mereka tidak diminta untuk melepaskannya. Apakah ini yang anda sebut perlakuan adil dan kehormatan? Ke mana hak-hak saya?
Saya senang perjalanan saya ke Roma – saya tinggal di sana selama lima hari dan menemukan orang-orang yang sangat bersahabat. Saya hanya tidak setuju dengan cara petugas bandara memperlakukan saya, sebagai wanita Muslim yang mengenakan jilbab.
Tolong sebarkan ini untuk meningkatkan kesadaran dan tolong hormati wanita Muslim. Kami bukan teroris!
Lanjutan: Saya sudah melewati metal detector (dan itu jelas karena saya tidak menyembunyikan sesuatu di dalam jilbab) sebelum petugas itu menarik saya dari area pemeriksaan.”
(Yayan – www.harianindo.com)