Jakarta – Sebelumnya, pembangunan Masjid Raya KH Hasyim Asyari di kawasan Jakarta Barat digadang-gadang adalah salah satu hasil kerja dari Ahok-Djarot. Beberapa orang relawan dan timses, terus “mempromosikan” kepada masyarakat seakan-akan pembangunan masjid itu merupakan bentuk kepedulian Ahok-Djarot terhadap umat Muslim.
Akan tetapi, salah seorang peneliti dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap justru membantah klaim tersebut. Ia menyatakan bahwa klaim tersebut palsu. Lantas, ia melanjutkan bahwa sebenarnya pembangunan masjid tersebut diawali oleh Joko Widodo ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Betulkah pembangunan masjid raya Jakarta sebagai kerja nyata Ahok-Jarot? Tidaklah. Itu klaim palsu doang. Fakta sebenarnya, pembangunan masjid dimulai saat Jokowi gubernur DKI,” kata dia, Minggu (9/4/2017).
Dia melanjutkan bahwa prakarsa pembangunan masjid yang akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada (16/4/2017) mendatang tersebut telah disetujui oleh DPRD DKI di tahun 2012 silam. Gubernur Jokowi pun akhirnya mulai mengerjakannya di tahun berikutnya. Jokowi pula yang meletakkan batu pertama pembangunan masjid yang dinamai seorang pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.
“Gubernur Ahok hanya nerusin. Klaim kerja nyata Ahok-Djarot adalah manipulasi fakta sejarah,” kata mantan anggota DPR RI itu.
Baca Juga : Habib Novel Laporkan Video Kampanye Ahok-Djarot ke Bawaslu
Menurut catatan Muchtar, selama 5 tahun, Pemprov DKI hanya mampu membangun satu unit masjid raya di DKI, padahal ada 5 Kotamadya dan 1 Kabupaten. Masalah lain yang disorot Muchtar soal nama masjid. Seharusnya, masjid bernuansa budaya Betawi, bukan Jawa. Jadi sangat mengada-ada dan tidak sesuai dengan semangat awal pembangunan masjid lantaran namanya diganti dengan nama bukan orang Betawi.
(bimbim – www.harianindo.com)