Jakarta – Setiap tanggal 1 April diperingati oleh seluruh warga di dunia sebagai April Mop atau April Fool’s Day dimana mereka bebas untuk menjahili teman atau saudaranya dengan berbagai cara.
Biasanya April Mop dilakukan dengan mengarang cerita bohong kepada orang lain dengan sangat meyakinkan sehingga orang tersebut tidak sadar bahwa ia sedang ‘dikerjai’.
Namun demikian, budaya ‘berbohong dalam 1 hari’ hari ini pernah justru menjadi malapetaka saat 165 orang tewas di Hawaii dan Alaska akibat gempa bumi dan tsunami pada 1 April 1946. Mereka mengira kabar adanya gempa bumi dan tsunami hanyalah keisengan April saja.
Lalu bagaimana sebenarnya awal mula masyarakat dunia mengenal April Mop?
Masyarakat Prancis mengenal April Mop sejak 1582. Saat itu, rakyat di Perancis melakukan perayaan tahun baru setiap tanggal 1 April. Lalu Pope Gregory XIII memerintahkan untuk membuat kalender baru (kalender Gregorian) untuk menggantikan kalender Julian. Pada kalender baru itu, ia memindahkan perayaan tahun baru dari 1 April ke 1 Januari. Masyarakat Perancis lalu mengikuti pergantian kalender tersebut.
Namun demikian, beberapa orang tetap tidak mau mengubah kebiasaan mereka untuk merayakan tahun baru pada 1 April setiap tahunnya. Perilaku sebagian masyarakat ini kemudian menjadi bahan ejekan, dan memanggil mereka sebagai ‘April Fools’ atau orang-orang yang tertipu dengan bulan April.
Pada tahun 1983, seorang profesor dari Boston University yang bernama Joseph Boskin pernah mengelabuhi sebuah media besar sekelas Associated Press (AP) saat ditanya oleh jurnalis AP soal asal mula April Mop.
Boskin lantas menjelaskan bahwa pada zaman Constantine Agung, sekelompok pelawak mengungkapkan mereka bisa bekerja lebih baik dari sang Kaisar.
Mendengar hal itu, sang kaisar pun mengizinkan salah satu pelawak bernama Kugel untuk menjadi raja sehari. Kugel kemudian menerbitkan sebuah dekrit yang berbunyi, hari saat ia menjadi raja dijadikan hari absurd nasional dan dirayakan setiap tahun.
Penjelasan Boskin ini kemudian ditulis oleh sang jurnalis dalam sebuah artikel, dan lebih parahnya kemudian dikutip oleh banyak surat kabar pada saat itu.
Beberapa minggu kemudian AP baru menyadari bahwa mereka telah menjadi korban April Mop.
“AP selalu melakukan cross check untuk sebuah cerita. Sayangnya mereka tidak melakukan itu pada cerita saya. Itu adalah kesalahan mereka tidak memeriksa cerita itu lebih lanjut. Saya jadi mempermalukan mereka,” ujar Boskin dalam salah satu artikel Boston University.
(samsul arifin – www.harianindo.com)