Jakarta – Hanya berselang beberapa menit setelah ‘duel’ Ahok melawan Anies dalam Mata Najwa Eksklusif: Babak Final Pilkada Jakarta berakhir, lini massa media sosial pun dipenuh dengan komentar netizen. Ada yang memuji dan banyak pula yang menertawai program dari masing-masing cagub DKI Jakarta.
Isu debat terbanyak yang dikomentari dari #MataNajwaDebatJakarta adalah program bantuan kepemilikan rumah dengan down payment (DP) nol persen yang diusung Anies-Sandi. Anies menyebut programnya adalah solusi bagi 49 persen warga DKI Jakarta yang tidak mampu menyediakan uang muka untuk beli rumah tapak di wilayah Jakarta.
Sepengetahuan Anies, di Jakarta masih banyak pasokan rumah yang mampu dijangkau warga berpenghasilan kurang dari Rp 7 juta per bulan. Anies menyebut sebuah situs jual beli properti terkemuka yang memposting rumah-rumah seharga Rp 350 juta hingga Rp 500 juta di ‘pelosok’ Jakarta Pusat.
“Kendala utamanya bagi warga bukan cicilannya, bukan suplai rumahnya. Tetapi DP. Nah dengan program ini, maka warga bisa mendapatkan rumah.Pemerintah bisa saja menyiapkan, tapi di sisi lain ada suplai demand. Ini yang kita selesaikan dengan memberikan kesempatan bantuan untuk pembiayaan,” ungkap Anies.
Isu rumah murah di Jakarta inilah yang kemudian ‘disambar’ dengan satire oleh para netizen. Ada merutuki dirinya karena tak jeli meneliti sebelum membeli sehingga baru tahu ada di Jakarta masih ada rumah seharga Rp 350 juta. Ada yang bersyukur karena mampu membeli rumah seharga lebih dari itu lokasinya dua jam perjalanan dari Jakarta. Ada pula netizen dari propinsi lain yang ngebet pindah ke Jakarta.
Ada juga netizen yang menanggapi serius dengan penjelasan teknis bahwa DP 0% dan harga murah di iklan hanya ‘akal-akalan’ untuk menarik perhatian calon pembeli. Tim redaksi Metrotvnews.com kemudian membuka situs jual beli property yang Anies sebutkan untuk mencari tahu seperti apakah rumah tapak rentang harga Rp 350 juta hingga Rp 500 juta di DKI Jakarta.
Setelah diselidiki, memang benar masih ada rumah di wilayah DKI Jakarta dijual seharga kurang dari Rp 500 juta. Luas lahannya rata-rata 50-an meter persegi dan bangunannya bertingkat dua agar mampu menampung seluruh anggota keluarga.
Persis seperti kata kandidat gubernur nomor pemilihan tiga itu, rumah murah itu adanya di dalam perkampungan. Di pemukiman padat dan jalan aksesnya berlikunya maksimal hanya bisa dilewati kendaraan bermotor roda dua. Urusan sertifikat hanya ada status AJB, HGB atau girik. Skema pembayaran yang diminta penjual adalah cash keras atau kredit dengan DP 30 persen.
Dengan segala keterbatasan yang disebutkan di atas, mungkin itu bukan rumah idaman generasi milenial yang menurut Ahok dan Anies kesulitan memiliki rumah di DKI Jakarta. Namun bila prioritasnya adalah bertempat tinggal tak jauh dari tempatnya mencari nafkah yang ada pusat kota, maka pilihannya hanya rumah-rumah di ‘pelosok’ Jakarta tersebut.
Baca juga: “Program Rumah DP Rp 0, Pengamat Properti : “”Bisa Merugikan Bank”” “
“Tinggal di kampung kan tidak apa-apa toh?” ujar Anies dengan tegas dalam debat kandidat yang diadakan Metro TV, Senin (27/3/2017) malam. (Yayan – www.harianindo.com)