Jakarta – Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengadakan acara diskusi keagamaan dengan tajuk “Kepemimpinan Nonmuslim dalam Pandangan Islam”. Lewat diskusi tersebut, GP Ansor menekankan yang terpenting dalam memilih pemimpin adalah kemaslahatan umat.
“Kepemimpinan yang kita anut itu pemimpin yang bisa memberikan maslahat kepada masyarakat, yang bisa memberi manfaat pada masyarakat. Kita nggak lihat latar belakang agama, suku dan seterusnya, tapi apakah pemimpin itu bisa memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat GP Ansor Yaqut Cholil di Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (11/3).
Yaqut pun mengaku enggan mengomentari tentang tafsiran Almaidah ayat 51. Menurutnya, hal itu merupakan urusan dari para ahli tafsir.
“Kalau Almaidah, perdebatan soal tafsir itu panjang. Tafsir itu ada banyak metodenya, kita serahkan kepada orang dan kelompok orang yang punya otoritas. Jangan semua orang merasa berhak menfasirkan Alquran, apa lagi cuma bermodal terjemahan dari Kemenag,” ungkapnya.
Yaqut pun menyayangkan adanya upaya politisasi terhadap agama Islam. Menurutnya penggunaan agama dalam politik cenderung dipilah-pilah dan hanya menggunakan kaidah yang dianggap menguntungkan.
Baca juga: Ditolak Saat Hadiri Acara Zikir, Djarot Teringat Kisah Nabi Muhammad
“Kami ambil sikap bukan untuk memenangkan salah satu calon tapi bagaimana meminimalisir usaha-usaha untuk mempolitisasi Islam. Tentu saja ketika Islam dibawa ke ranah politik yang digunakan hanya kaidah-kaidah yang dianggap meguntungkan saja,” tukasnya. (Yayan – www.harianindo.com)