Jakarta – Karena molornya rapat pleno hingga mencapai 1 jam lamanya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta dinilai tidak profesional. Terkait dengan hal tersebut, pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, merasa kesal dan kemudian meninggalkan tempat acara.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, sikap yang dilakukan Ahok dengan menyudutkan KPU Provinsi DKI adalah upaya dalam menarik simpati. Hal tersebut lantaran dalam hitung-hitugan secara logika Ahok akan kalah dari Anies Baswedan. Pasalnya Ahok menilai suara warga DKI yang memilih Agus Yudhoyono tidak akan diberikan kepada Ahok, melainkan ke Anies dan Sandiaga.
“Dengan begitu jika nantinya benar-benar kalah KPU Provinsi DKI lah yang akan disalahkan dan dijadikan sasaran,” ujar Masnur saat dihubungi, Selasa (7/3/2017).
Disamping itu, Masnur juga merasa kecewa dengan sikap Ahok yang memilih Walk-out tersebut. Pasalnya Ahok justru menyalahkan KPU Provinsi DKI yang bertindak tidak profesional dan menuduh lembaga yang dikepalai oleh Sumarno tersebut mendukung ke pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Tanpa alasan menuduh KPUD sebagai penyelenggara tidak netral itu tindakan paling konyol saya kira,” katanya.
Selain itu Masnur juga tidak percaya bahwa KPU Provinsi DKI Jakarta tidak netral dan mendukung ke salah satu pasangan. Pasalnya sampai saat ini tidak ada laporan yang membuktikan KPU Provinsi DKI Jakarta tidak netral.
Baca Juga : Presiden PKS Yakin Kadernya Tak Terlibat Kasus e-KTP
“Karena sampai hari ini tak pernah ada pengaduan ke DKPP sebagai wasit soal ada tidaknya pelanggaran oleh KPU DKI,” pungkasnya.
(bimbim – www.harianindo.com)