Malang – Kamari (63), pencari rongsokan yang biasa ‘beroperasi’ di Bendungan Sengguruh Kepanjen, Malang, dengan menggunakan perahu karet telah menemukan 1.001 mayat di Bendungan Sengguruh sejak ia pertama kali melakukan pekerjaannya pada tahun 1970-an.
Bila ditarik angka rata-rata, Kamari menemukan 21 mayat setiap tahunnya, atau 1-2 mayat setiap bulannya.
“Saya tidak menghitung pasti jumlahnya, bisa ratusan. Namun data dari petugas jaga Bendungan Sengguruh, saya diberitahu sudah menemukan 1.001 mayat. Terakhir Januari 2017 lalu, saya menemukan mayat perempuan,” ujar Kamari, mengawali ceritanya.
Sebelum mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian, ia langsung menguburkan setiap mayat tanpa identitas yang ditemukannya. Kamari sering menjadi orang pertama yang menemukan mayat tenggelam di Bendungan Sengguruh, bahkan sebelum polisi dan yang lainnya datang.
“Karena mayatnya tidak ada identitas dan tidak ada yang mengenalnya. Bahkan sehari pernah mengubur 10 mayat tanpa identitas pada waktu itu,” katanya.
“Saya menemukan mayat manusia di Bendungan Sengguruh, sejak masih bujang sekitar tahun 70-an. Memang pekerjaan saya dari dulu mencari rongsokan di Bendungan Sengguruh,” ujar Kamari yang mempunyai dua anak ini.
Setelah mendapatkan penjelasan tentang pentingnya melapor ke polisi bila menemukan mayat maka Kamari kini selalu melaporkannya terlebih dahulu bila ia menemukan mayat di Bandungan Sengguruh.
Karena sudah terbiasa melihat dan bersentuhan dengan mayat maka Kamari tidak merasa takut atau jijik lagi. Bahkan ia mengangkat langsung dengan tangannya tanpa pelindung meski mayat tersebut sudah dalam keadaam membusuk.
“Pernah saya mengangkat mayat pada bagian tangannya, malah protol (lepas, red) karena saking lamanya terendam air. Perasaan saya biasa saja. Selama ini juga tidak pernah dihantui, karena bagi saya sudah biasa,” ungkap Kamari.
Bendungan Sengguruh memang selalu menjadi langganan penemuan mayat yang hanyut, karena merupakan muara dari beberapa sungai di Kota Malang.
(samsul arifin – www.harianindo.com)