Sydney – Sebuah fakta yang sangat mengejutkan terungkap dalam persidangan komisi khusus Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse di Sydney, Australia, pada Senin (6/2/2017).
Dalam persidangan tersebut terungkap sekitar dua ribu tokoh gereja Katolik, seperti pastor, pemuka agama, dan pegawai, dari sejumlah Gereja Katolik, termasuk Marist Brothers dan Christian Brothers diduga telah melakukan pelecehan seks terhadap anak.
Gail Furness SC dalam sambutannya mengatakan bahwa ada sebuah survei yang mengungkapkan telah terjadi 4.444 kejadian pelecehan dalam kurun waktu Januari 1980 hingga Februari 2015 yang dilaporkan ke otoritas Gereja Katolik.
Sedangkan laporan dari komisi khusus mengungkapkan, sebanyak 1.880 terduga pelaku pelecehan seksual berasal dari Gereja Katolik. Dari jumlah tersebut, 572 di antaranya adalah pastor.
Gail Furness menggambarkan pengakuan para korban sangat menyedihkan.
“Anak-anak diabaikan atau lebih buruk lagi diberi hukuman,” kata Furness.
“Tuduhan tidak ditindaklanjuti. Pastor dan pemuka agama dipindahkan. Tempat tugas baru atau jemaatnya tidak tahu menahu masa lalu mereka ini,” tutur Furness.
“Dokumen-dokumen tidak disimpan, atau dihancurkan. Kerahasiaan berlaku begitu pula upaya menutup-nutupi,” tambahnya.
Dalam laporan tersebut tertulis usia para korban rata adalah 10 tahun untuk anak perempuan dan 11 untuk anak laki-laki.
Fakta ini diakui oleh salah satu tokoh senior Gereja Katolik Francis Sullivan. Ia mengatakan bahwa jumlahnya mengejutkan.
“Kejadian itu tragis dan tidak dapat dibela,” ujar Sullivan.
“Setiap yang tertera dalam data ini, umumnya mewakili anak-anak yang menderita di tangan seseorang yang seharusnya merawat, dan melindungi mereka,” katanya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)