Jakarta – Kisruh terkait sadap-menyadap mencuat ke permukaan publik beberapa waktu ini setelah terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyindir soal adanya bukti percakapan telepon antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.
Semenjak saat itu, isu sadap-menyadap pun meluas. Diperkeruh juga dengan pernyataan SBY yang menyesalkan dugaan adanya praktik sadap kepada dirinya. Lewat konferensi pers, mantan Presiden RI ke-6 ini mendesak agar kabar soal sadap terhadap dirinya harus ditelusuri.
“Kalau saya saja sebagai mantan presiden yang mendapatkan pengamanan dari Paspampres begitu mudahnya disadap, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang lain, rakyat yang lain, politisi yang lain? Sangat mungkin mereka mengalami nasib yang sama dengan yang saya alami,” ujar SBY, Rabu (1/2/2017).
Di luar itu, sesungguhnya praktik sadap juga pernah dialami oleh Presiden Joko Widodo. Ini dialami oleh Jokowi ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan itu terungkap ketika Jokowi juga sedang digadang-gadang menjadi calon Presiden untuk pemilihan presiden pada tahun 2014 silam.
Baca juga: PKS Minta Ahok Jelaskan Darimana Data Rekaman Pembicaraan SBY dan Ketua MUI
“Ia di sini (Balai Kota Jakarta) juga disadap kok. Saya ngomong apa adanya,” kata Jokowi kepada awak media, Jumat (21/2/2014) silam. (Yayan – www.harianindo.com)