Yogyakarta – Dihadapan ribuan dosen, mahasiswa, dan karyawan, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Dr Harsoyo, MSc mengungkapkan soal keputusan dirinya untuk mengundurkan diri pasca tewasnya tiga orang mahasiswa UII setelah mengikuti pendidikan dasar (diksar) The Great Camping (TGC) yang diselenggarakan Mapala UII.
Pada kesempatan tersebut, Harsoyo menjelaskan bahwa keputusannya untuk mengundurkan diri ini bukanlah tindakan pengecut untuk lari dari tanggung jawab atau ada tekanan dari luar, namun murni karena tanggung jawab moralnya sebagai rektor yang merasa tidak mampu mengemban amanah yang diberikan kepadanya.
“Tidak ada permintaan untuk mundur. Mundur bukan suatu perbuatan pengecut tapi itu sebagai tanggung jawab moral,” ungkap Harsoyo di Lapangan Sepakbola, Kampus UII di Jl Kaliurang, Km 14,5 Sleman, Minggu (29/1/2017) sore.
Harsoyo kemudian bercerita, pada hari Kamis (26/1/2017) seusai shalat subuh dirinya kemudian membuat konsep surat pengunduran dirinya. Dalam surat tersebut tidak berisi soal pengunduran diri namun mengembalikan amanah yang telah diemban selama ini.
“Ini satu pengorbanan yang tidak boleh terjadi lagi di UII. Sebab di UII itu mengajarkan rahmatan lil alamin,” kata Harsoyo.
Setelah surat tersebut selesai, kemudian dikirimkan melalui email kepada Ketua Badan Wakaf UII, Lutfi Hasan.
“Setelah itu baru saya terima telepon yang mengabari siang nanti Pak Menteri (M. Nasir-red) akan datang ke Yogya,” katanya.
Menurut Harsoyo, pengunduran dirinya ini merupakan bentuk tanggung jawab moralnya sebagai pemimpin universitas swasta tertua di Indonesia itu.
“Tanggung jawab saya sebagai pimpinan, Saya siap mundur. Tidak ada tekanan untuk UII. Ini kesalahan manajerial. Rektor tidak mampu mengantisipasi. Kesalahan kedua, rektor tidak menugaskan seorang dosen untuk memantau langsung kegiatan itu,” tuturnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)