Harian IndoJakarta – Ternyata, informasi dan berita bohong atau palsu bukanlah sebuah cerita baru di Indonesia sendiri. Pasalnya, hampir di setiap periode pemerintahan, mulai dari Presiden Sukarno hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi), pernah muncul berita palsu atau hoax tersebut.
Ilustrasi
Seringkali berita palsu tersebut diterima oleh masyarakat maupun para pejabat. Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam, mengatakan ada banyak motif dibalik penyebaran berita palsu tersebut. Mulai dari memperkeruh suasana hingga mencari keuntungan pribadi maupun kelompok.
“Dulu lebih banyak mencari materi. Kalau zaman ini berbeda. Apalagi dibuat ramai di media sosial dan memusingkan,” ujar Asvi.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi telah menganggap beredarnya berita palsu berbahaya dan patut untuk diwaspadai. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana menerbitkan pedoman bermuamalah melalui media sosial. Langkah MUI tersebut dilakukan sehubungan dengan semakin seringnya berita hoax beredar di media sosial yang tak jarang memicu provokasi.
Baca Juga : LSM Aliansi Anak Bangsa Anti Penodaan Agama Laporkan Megawati Ke Bareskrim Polri
“MUI merasa perlu memberi panduan dan pedoman,” ujar Ketua MUI Ma’ruf Amin di kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin, (23/1/2017). Langkah ini tak lain untuk mencegah beredarnya berita palsu agar tidak merajalela.
(bimbim – www.harianindo.com)
