Jakarta – Warga Jakarta diminta untuk tidak membeda-bedakan pemimpin berdasarkan suku, ras, agama, dan antar golongan (SARA). Hal tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat.
Djarot menyatakan, bahwa setiap warga negara bisa menjadi pemimpin karena Undang-Undang 1945 yang menjamin hal tersebut. Djarot menyampaikan pertanyaan tersebut ketika blusukan ke Rusun Bumi Cengkareng Indah, Jakarta Barat, pada Sabtu (21/1/2017).
“Ketika memilih (pemimpin), tolong jangan dibeda-bedakan agama, suku, apa asal usulnya. Saya sampaikan, siapapun yang jadi warga negara bisa jadi lurah, camat, bupati, wali kota, dan gubernur,” ujar Djarot.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang saat ini menjadi calon gubernur pendampingnya pada Pilkada DKI 2017, dijadikannya sebagai contoh. Djarot mengungkapkan bahwa ada sekelompok orang mempermasalahkan kepemimpinan Ahok lantaran agamanya. Akan tetapi, Djarot meminta agar warga menilai Ahok bukan dari agama, tapi dari kinerjanya ketika memimpin DKI Jakarta.
“Pak Ahok memang nggak bisa jadi pemimpin agama, nggak bisa jadi imam (di masjid) nggak bisa. Tapi dia itu pelayan masyarakat,” ujar Djarot.
Baca Juga : PAN Setuju Dengan Cuitan SBY Terkait Perhatian Terhadap Juru Fitnah
“Silakan, nggak usah takut, ragu nanti masuk neraka. Sing ngomong sopo (yang ngomong siapa)? Masuk neraka dan surga itu apa amal ibadah perlakuanmu ke orang lain, yang menentukan Allah,” kata Djarot.
(bimbim – www.harianindo.com)