Jakarta – Pidato Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam peringatan HUT PDIP ke-44 beberapa waktu lalu dipermasalahkan oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq karena menyinggung Rukun Iman.
Dalam pidatonya, Megawati memperingatkan masyarakat terkait bangkitnya ‘ideologi tertutup’ yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Ideologi tertutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tidak ada dialog, apalagi demokrasi. Apa yang mereka lakukan hanyalah kepatuhan yang lahir dari watak kekuasaan totaliter, dan dijalankan dengan cara-cara totaliter pula. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan,” kata Megawati dalam pidatonya pada waktu itu.
“Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti kebhinekaan. Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” tambah Megawati.
Kata-kata ‘peramal masa depan’ inilah yang dipersoalkan oleh Habib Rizieq karena salah satu rukun iman yakni iman kepada hari akhir.
“Ini ada bukti pidato Megawati. Kami siapkan. Ini yang bilang rukun iman percaya pada hari akhir hanya ramalan. Kalau Megawati tidak diproses, berarti tidak ada keadilan. Ada bukti, ada laporan, wajib diproses tidak? Wajib!” kata Rizieq di Mabes Polri, Senin (16/1/2017).
Berikut videonya:
(samsul arifin – www.harianindo.com)