Harian IndoJakarta – Debat pertama pilkada DKI Jakarta dinilai menjadi ajang saling serang. Malahan, menurut Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago, acara tersebut menyita perhatian publik, bukan hanya rakyat di Ibu Kota.
AHY saat Debat putaran pertama
Bahkan dia menilai, debat Pilkada DKI itu lebih seru ketimbang debat Pilpres 2014. “Debat gubernur pilkada DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan KPU DKI Jakarta lebih top markotop dibandingkan debat pilpres 2014. Debat pilgub bercita rasa pilpres,” ujarnya pada Minggu (15/1/2017).
Dalam debat, hampir semua paslon merebut panggung, tampil gemilang, dan piawai dalam menjawab semua pertanyaan. Tak terkecuali kandidat gubernur nomor 1. Ya, dia adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Putra Presiden VI Susilo Bambang Yudhoyono itu dapat menampik kebimbangan publik tentang kapasitas dalam penguasaan konten debat. Menurut Pangi, wajar ada kecurigaan, sebab beberapa kali diundang debat, namun Agus tak pernah menghadirinya.
Lagipula, Agus berlatar belakang militer, habbitnya garis komando dan tak terbiasa berdebat. “Sulit dalam bicara di depan umum, namun ternyata dapat menguasai panggung, menghapus kecurigaan dan keraguan publik selama ini,” sambung Pangi.
Sementara dalam mengambil intuisi hati rakyat, dia menilai masing-masing paslon menonjolkan program unggulannya. Agus dengan bantuan langsung Rp 1 M per-RW, pemerintah yang punya hati nurani, harus membantu masyarakat miskin, Ahok dengan kerja-kerja yang telah dilakukan dan akan diteruskan.
Lalu, lanjut Pangi, Anies dengan ketegasan menolak reklamasi, program Oka Oce, pertumbuhan UKM serta perhatian pada rakyat kecil. “Menghilangkan ketimpangan ekstrem yang miskin dan kaya,” sebut Direktur Eksekutif Voxpol Center itu.
Kendati demikian, Pangi berharap agar acara debat selanjutnya lebih baik dari yang digelar pada Jumat malam (13/1). “Semoga rangkaian debat selanjutnya lebih kinclong dan top,” tutupnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)
