Jakarta – Pidato politik Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada peringatan HUT PDIP ke-44 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (10/1/2017), menuai pro kontra. Salah satunya dari politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Habil Marati yang menyindir isi pidato Megawati yang menyebut ‘kalau mau jadi orang Islam, jangan jadi orang Arab’.
Politikus asal Sulawesi Tenggara menyatakan, Megawati tidak paham posisi agama dalam prespektif penciptaan manusia. Menurut dia, agama Islam bukan budaya Arab. Megawati, beber dia, tidak paham Agama dan tidak tau beragama.
“Islam turun di tanah Arab dan pada orang Arab, tapi Allah mengutus Nabi Muhammad bukan untuk mewakili orang Arab dan tanah Arab dalam kenabiannya. Nabi Muhammad mewakili seluruh umat manusia sepanjang zaman,” kata Habil Marati pada Kamis (12/1/2017).
Habil juga menyangkal keras jika dikatakan tuntutan Islam agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipenjara berlandaskan pada “ideologi tertutup” sebagaimana dikatakan Megawati. “Jadi kalau orang Islam menuntut Ahok untuk dipenjarakan karena menistakan Al Quran ini bukan budaya Arab, dan ini pula bukan idiologi tertutup dan bukan pula dogma,” kata Habil.
Mantan anggota DPR RI periode 1999-2010 itu menilai, Megawati hanya membacakan teks pidato yang disusun tim di PDIP. “Megawati hanya baca teks saja. Sekaligus Megawati tidak mengerti Pancasila di mana sila pertamanya adalah Ketuhan Yang Maha Esa. Bisa dikatakan sekularisasi UUD 45 menjadi UUD 2002 adalah bertentangan dengan Pancasila, artinya Megawati melecehkan dua sekaligus hal yang paling prinsipil yaitu agama dan Pancasila,” katanya.
Baca juga: Golkar Nilai Sumbangan Pemenangan Ahok Adalah Hal Lumrah
Sebelumnya, Megawati dalam sambutan peringatan HUT PDIP ke-44 mengatakan “Kalau kamu mau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau kamu mau jadi orang Islam, jangan jadi orang Arab. Kalau kamu mau jadi orang Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini.”
Megawati menyebut tentang pihak-pihak yang dianggapnya antikeberagaman. Mereka disebut Megawati sebagai penganut ideologi tertutup, yang memicu isu konflik bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Mereka juga disebutnya bertentangan dengan Pancasila. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)