Jakarta – GNPF-MUI akan menggelar Safari Spirit 212 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Senin (9/1/2017). Safari tersebut ternyata sempat ditanggapi miring oleh kubu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kubu Ahok merasa geram dan menganggap safari 212 tersebut memiliki tujuan untuk merekayasa kasus penistaan agama. Dikhawatirkan bahwa Safari 212 tersevyt untuk mempersiapkan saksi agar memberatkan Ahok dalam persidangan kelima yang dilaksanakan satu hari setelah acara tersebut.
Namun, tudingan tersebut lantas dibantah Sekjen DPD FPI Jakarta yang sekaligus anggota GNPF-MUI, Novel Bamukmin. Pria yang akrab disapa Habib Novel tersebut menyatakan bahwa acara tablig akbar itu tidak bermuatan rekayasa atau politis.
“Acara tablig akbar yang diselenggarakan GNPF di Pulau Pramuka murni acara syiar. Gak ada itu mau rekayasa saksi atau bernuansa politis. Lagipula warga setempat yang minta acara tersebut diadakan disitu,” ujar Novel saat dihubungi JPNN, Jumat (6/1/2017).
Tim sukses Ahok dituding dengan sengaja membuat pernyataan bahwa safari 212 GNPF bermuatan intervensi kasus penistaan agar bisa memuluskan Ahok terbebas dari jerat hukum.
Baca Juga : Menang atau Kalah, Sandiaga Ingin Tetap Membangun Stadion Untuk Persija
“Gak ada muatan seperti itu. Karena sudah jelas Ahok melakukan penistaan agama di tempat itu. Ahokers pasti menuding acara tablig akbar ini sebagai intervensi atas kasus penistaan agama sehingga jagoannya bisa bebas dari hukuman,” tandasnya.
(bimbim – www.harianindo.com)