New Delhi – Pemerintah India sepertinya harus lebih bekerja keras dalam melindungi warganya, khususnya wanita, karena kasus pelecehan seksual terhadap wanita makin kerap terjadi di India.
Peristiwa terakhir yang menggegerkan media sosial di sana yakni adanya pelecehan seksual massal pada malam tahun baru 2017.
Surat kabar Kota Bangalore India, memuat berita seorang perempuan yang melaporkan pelecehan seksual yang ia alami kepada seorang polisi wanita sambil menangis dan memeluk polisi itu.
Menurut berita yang ditulis, wanita itu mengaku telah menjadi korban pelecehan seksual oleh puluhan orang pria yang meraba-raba tubuhnya secara beramai-ramai saat warga sedang berdesak-desakkan menyambut datangnya tahun baru.
Polisi kemudian bertindak dengan mengumpulkan data kejadian lewat pemeriksaan CCTV di sekitar lokasi untuk melihat kejadian secara lengkap dan mengenali wajah-wajah pelaku.
Namun peristiwa yang menjadi sorotan masyarakat ini justru disikapi dengan salah oleh Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Karnataka, G Parameshwara, yang mengatakan bahwa gaya hidup dan cara berpakaian dari kaum muda sekarang mejadi salah satu sebab banyaknya kasus pelecehan seksual.
“Hal seperti itu bisa saja terjadi,” kata Parameshwara.
Komentar dari Parameshwara ini memicu kemarahan dari masyarakat dan tokoh-tokoh di India. Salah satunya dari Ketua Komisi Nasional untuk Perempuan, Lalitha Kumaramangalam.
Lalitha mengatakan bahwa pejabat yang mengatakan itu harus meminta maaf kepada semua kaum perempuan di India dan mundur dari jabatannya.
Pendapat yang sama juga dilontarkan oleh Menteri Dalam Negeri Yunior Pemerintah Federal, Kiren Rijiju, yang mengatakan bahwa komentar tersebut tidak bertanggungjawab.
“Kita tak boleh membiarkan perbuatan memalukan #MassMolestation tak diganjar hukum,” kata Kiren Rijiju melalui akun Twitternya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)