Mosul – Para pengamat memperkirakan operasi militer untuk menggulingkan ISIS dari benteng terakhir di Irak kemungkinan tidak akan selesai. Setidaknya hal tersebut terjadi hingga musim panas.
Koalisi pimpinan AS saat ini sedang menghadapi serangan balik sengit termasuk bom bunuh diri, penembak jitu, dan bom rakitan (IUD) yang telah menyebabkan kerugian besar terhadap mereka. Kurangnya perencanaan matang sebelum operasi dilancarkan juga mulai dikritik sejumlah pejabat.
Sebagaimana diberitakan Independent pada Selasa (3/1/2016), para pejabat sebelumnya telah mengklaim jika serangan itu dimulai pada 17 Oktober tahun lalu ISIS akan takluk sebelum Natal
Sekarang, dengan hanya 60 persen dari sisi timur kota direbut setelah dua setengah bulan pertempuran, banyak pengamat memperkirakan pertarungan bisa memakan waktu lebih lama dan mengklaim lebih banyak korban tewas.
Para pejabat Irak berkilah, laju pasukan mereka melambat karena meminimalkan korban sipil.
Sebaliknya, ISIS juga telah meningkatkan serangan terhadap warga sipil di tempat lain di negara itu sejak perjuangan merebut Mosul dimulai. Enam puluh empat orang tewas pada hari Senin lalu, dalam lima serangan bom mobil yang berbeda di seluruh Irak, dan dua bom di Baghdad pada Malam Tahun Baru .
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pekan lalu menyampaikan, ia memperkirakan pihaknya butuh “tiga bulan untuk melenyapkan” ISIS dari negerinya. Tetapi pada hari Senin, dalam kunjungan ke pertanahanan Perancis di dekat kota Irak Irbil, Perdana Menteri Perancis Francois Hollande malah menyampaikan operasi bisa saja berlangsung sampai pertengahan 2017. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)