Jakarta – Unjuk rasa bertajuk aksi Bela Islam edisi ketiga rencananya akan dilangsungkan pada Jumat (2/12/2016) besok.
Aksi 212 ini bertujuan untuk menuntut Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang sudah ditetapkan jadi tersangka kasus penodaan agama “Al-Maidah 51”, agar segera ditahan.
“Kami selama 2 bulan lebih ini sudah sangat bersabar mengikuti perintah dan arahan para kiai, ulama dan habaib yang mempercayakan semua proses hukum Ahok kepada penegak hukum,” kata Koordinator Pusat Pasukan Berani Mati Adili Ahok Penista Al-Qura’an, Gusrin Lessy, Kamis (1/12/2016).
Tetapi sampai hari ini, Gusrin menyatakan jika aspirasi dari umat Muslim di berbagai daerah dalam aksi-aksi yang menuntut Ahok segera ditangkap tidak juga digubris oleh penegak hukum.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru sibuk menggalang dukungan dengan mengumpulkan ulama, menyambangi pasukan khusus TNI dan Polri untuk “menyelamatkan” Ahok yang sekaligus menyelamatkan kekuasaannya dari gelombang desakan umat Islam yang mulai menyenggol ke Istana.
“Siapa sebenarnya Ahok ini sehingga pembelaan Jokowi begitu membabi buta kepadanya,” ujar Gusrin dalam rilisnya.
“Di satu sisi Ahok yang memulai masalah dengan ucapan penistaan Al-Qura’an dan menghina ulama tidak ditangkap, malah lewat jejaring kekuasaannya, menebar provokasi dengan aksi bhineka tunggal ika yang nyatanya gagal total dan tidak mendapat dukungan rakyat,” papar Gusrin.
Gusrin menjelaskan, sifat sabar itu ada batasnya, republik ini juga tidak akan merdeka jika anak-anak muda tidak mendesak dan memaksa kaum tua.
Baca juga: Ahok Jalani Proses Hukum, Djarot Berikan Dukungan Doa
“Maka dari itu kami ingatkan sekali lagi, Pasukan Berani Mati Adili Ahok Penista Al Qura’an akan bertindak sendiri jika paska Aksi Bela Islam III, Ahok belum juga ditangkap,” tegas Gusrin tanpa merinci. (Yayan – www.harianindo.com)