Jakarta – Diketahui bahwa skuad Tim Nasional Indonesia hanya ada satu pemain berdarah campuran atau naturalisasi yang dimasukkan oleh sang pelatih, Alfred Riedl, untuk bisa berjuang di Piala AFF 2016. Di sisi lain, ada sejumlah nama pemain tenar lainnya yang justru tidak diikutsertakan dan justru seperti ditinggalkan.
Alfred Riedl hanya memasukkan satu-satunya pemain berdarah campuran yakni Stefano Lilipaly. Gelandang asal klub SC Telstar tersebut memiliki darah Indonesia dari sang ayah dan Belanda dari ibu. Memang ada satu nama lagi pemain yang berdarah campuran di tim yakni Irfan Bachdim. Namun, pemain asal klub Consadole Sapporo itu batal berangkat akibat cedera.
Sedangkan, sejumlah nama lain yang sempat memperkuat skuad Timnas Indonesia seperti contohnya Cristian Gonzales (berdarah Uruguay), Greg Nwokolo (Nigeria), Raphael Maitimo (Belanda), atau Sergio van Dijk (Belanda), justru tak lagi dipanggil. Meski demikian, ternyata Riedl memiliki alasan khusus tak melirik lagi nama-nama yang pernah diboyongnya pada Piala AFF 2014 di Vietnam itu.
Namun, ternyata ada satu nama pemain yang luput dari pantauan pelatih asal Austria tersebut. Dia adalah Martunis Ronaldo, pemain muda yang masih menginjak 17 tahun asal Nangroe Aceh Darussalam yang menimba ilmu di klub Portugal, Sporting CP. Bocah yang selamat dari bencana Tsunami 2004 itu mampu menembus tim U-19 Sporting berkat bantuan ayah angkatnya, Cristiano Ronaldo.
Namun, Riedl justru mengaku sama sekali belum pernah mendengar nama Martunis sama sekali. Riedl mengaku sulit untuk melacak pemain-pemain Indonesia yang bermain di luar negeri. Apalagi, Martunis memang minim berkiprah di sepak bola dalam negeri sebelum berangkat ke Portugal.
“Ini kali pertama Anda memberi tahu saya tentang dia. Sebelumnya tak ada yang pernah menyebutnya,” ujar Riedl seperti diberitakan ESPN FC.
Baca Juga : Berita Bola : Inilah Idola Paulo Dybala
“Saya tak mengetahui dia, tapi memang semua pemain bagus di klub luar negeri sulit untuk dijangkau. Kami beruntung menemukan Lilipaly. Dia pemain bagus yang banyak membantu. Namun nama lain, yang bahkan mungkin bermain di level lebih tinggi, kami sulit mendapatkannya,” jelas Riedl.
(bimbim)