Jakarta – Seorang pria umumnya mempunyai pengetahuan bahwa keperawanan wanita ditandai dengan keluarnya darah pada saat penetrasi, sehingga banyak pasangan yang akhirnya memutuskan berpisah karena sang suami menganggap istrinya sudah tidak perawanan lagi padahal sang istri mengaku tidak pernah berhubungan dengan pria lain sebelumnya.
Lantas apakah benar keperawanan selalu ditandai dengan keluarnya darah, dan apakah selaput dara hanya dapat robek karena penetrasi saat berhubungan badan?
Selaput dara adalah membran tipis yang menutup sebagian lubang vagina. Selaput dara juga mampu meregang saat penetrasi. Selain itu selaput dara juga dapat robek karena faktor lainnya, tidak hanya karena penetrasi.
Robeknya selaput dara bisa diakibatkan karena banyak faktor, di antaranya karena olahraga seperti bersepeda atau senam, memasukkan tampon, jari, alat bantu seks, atau luka pada alat kelamin.
Robeknya selaput dara juga tidak selalu ditandai dengan keluarnya darah. Kadang tidak menimbulkan darah dan tidak menimbulkan sakit sama sekali. Bahkan sebagai wanita tidak tahu atau tidak merasa bahwa selaput daranya sudah robek meskipun ia belum pernah berhubungan badan sebelumnya.
Sedangkan pendarahan pada vagina juga tidak selalu dikarenakan robeknya selaput dara. Bisa juga karena infeksi, polip, serviks yang abnormal, atau karena kegiatan seks yang terlalu kasar tanpa adanya pelumas yang cukup.
(samsul arifin – www.harianindo.com)