Jakarta – Pada Jumat (18/11/2016), Majelis Ulama Indonesia (MUI) disambangi oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kehadirannya disana, diakui Tito hanya sekadar silaturahim dengan para pemuka agama. Namun, ketika diwawancarai di salah satu acara di Kompas TV, Tito mengaku ada tujuan lainnya terkait kedatangannya menemui Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin.
“Kita mau mengetahui sebenarnya apa keinginan MUI. Apakah MUI betul memiliki fokus masalah proses hukum ataukah punya agenda lain juga?” ujar Tito dalam acara yang tayang pada Senin (21/11/2016) malam itu.
“Saya datang bukan sebagai Kapolri, melainkan sebagai warga Muslim,” kata dia.
Kehadiran Tito disana hanya ingin mendapatkan ketegasan soal posisi MUI dalam aksi unjuk rasa menuntut proses hukum terhadap Calon Gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan, menurut Tito, MUI dinilai telah memberi payung legalisasi aksi yang akan dilakukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) pada 2 Desember mendatang tersebut.
“Setahu saya, MUI ormas keagamaan, bukan lembaga politik. Kita harap betul marwah MUI murni masalah keagamaan, terutama perkumpulan utama ulama Islam yang membawa nilai keagamaan Islam,” kata Tito.
Tito tak ingin MUI menjadi kendaraan politik oleh segelintir pihak tertentu. Begitu pula ormas Islam lainnya. Oleh sebab itu, Tito berdiskusi dengan sejumlah tokoh agama, pimpinan Nahdlatul Ulama, pimpinan Muhammadiyah, dan sejumlah ulama. Diantaranya seperti Arifin Ilham, Din Syamsudin, dan Abdullah Gymnastiar.
Baca Juga : Habib Rizieq Dimintai Keterangan Terkait Dugaan Penghinaan Presiden Oleh Dhani
“Mereka katakan tidak ada kepentingan politik Pilkada, masalah pemerintah, goyang Presiden, tidak ada niat seperti itu. Mereka ingin diyakinkan proses hukum secepat-cepatnya,” kata Tito.
(bimbim – www.harianindo.com)