Washington DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bakal memutus aliaran dana untuk NATO. Hal tersebut diungkapkan selama masa kampanye. Sayangnya, Barack Obama memiliki pendapat berbeda. Pihaknya memastikan pembiayaan NATO tidak akan mandek.
Para warga AS banyak yang mendukung keputusan Trump tersebut ketika ia masih menjadi calon presiden. Sebenarnya hal ini dianggap masuk akal sebab banyak negara di NATO yang tidak membayar secara penuh biaya keanggotaan.
Selain itu, hanya AS, Yunani, Inggris, Estonia dan Polandia yang membayar sesuai peraturan NATO yaitu dua persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) negara masing-masing. Pernyataan Trump juga mendapatkan dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang notabene sedang bersitegang dengan NATO.
Sebagaimana diberitakan Express pada Selasa (15/11/2016) Obama mengindikasikan Trump akan tetap menghargai komitmen AS di NATO. “Pada percakapan saya dengan presiden terpilih, ia mengekspresikan animo yang besar untuk mempertahankan hubungan strategis inti kami,” ujar Obama.
”Salah satu fungsi paling penting yang saya dapat berikan pada tahap ini adalah untuk membiarkan mereka tahu bahwa tidak ada yang melemahkan tekad Amerika ketika membahas komitmen untuk menjaga hubungan kuat dengan NATO,” tambah Obama.
Selain itu Obama juga mengatakan Trump akan kaget dengan realitas dari pekerjaan barunya. Presiden kulit hitam pertama di AS itu juga mengingatkan Trump agar tidak lagi berbicara blak-blakan lagi seperti yang ia perlihatkan pada masa kampanye. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)