Jakarta – Calon pertahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengaku tak mempermasalahkan elektabilitasnya yang semakin menurun.
Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), sejak 31 Oktober hingga 5 November, elektabilitas pasangan petahana Ahok dan Djarot Saiful Hidayat hanya 24,6 persen.
Sedangkan pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni elektabilitasnya sebesar 20,9 persen. Kemudian pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno mendapatkan elektabilitas sebesar 20 persen.
Menanggapi hal tersebut, Ahok menuduh bahwa LSI selalu berpihak pada pasangan calon pesaingnya. Hal ini sudah terjadi sejak ia mengikuti kontestasi Pilkada Bangka Belitung 2007 lalu. Ahok kalah dari pesaingnya, Eko Maulana Ali.
”Dari dulu dia (LSI) begitu,” kata Ahok di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Sabtu (12/11/2016).
Tak hanya itu, Ahok juga menyinggung pendiri LSI, Denny Januar Ali. Dia menyebut, hasil survei LSI kerap memenangkan elektabilitas Eko Maulana Ali saat Pilkada Babel.
Baca juga: Bestari Barus : Penolakan Terhadap Ahok Adalah Bentuk Opini
Kondisinya, sama seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 ini. Di mana, berdasarkan hasil survei LSI, elektabilitas dirinya terus merosot.
”Waktu saya kalah (di Pilkada Babel), saya bilang satu kalimat gini, ‘tidak usah terlalu senang sebelum ada bunyi empat paku di atas peti mati. Kamu jangan mengklaim kamu hebat’. Akhirnya apa? Yang dibela Denny JA, Eko Maulana Ali itu sudah almarhum sekarang. Saya masih Gubernur DKI,” kata Ahok. (Tita Yanuantari – harianido.com)