Jakarta – Berita bohong (hoax) beredar di dunia maya, disebar dari satu akun ke akun lain, berpindah dari Facebook ke Twitter, Twitter ke WhatsApp grup, dan dalam beberapa jam – tanpa diketahui siapa yang pertama menyebarnya – pesan itu telah mengundang amarah atau rasa takut pengguna.
Hal tersebut merupakan kekhawatiran yang muncul belakangan, terutama setelah Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dituding melakukan penistaan agama – sebuah tuduhan masih diselidiki oleh kepolisian.
Namun pengamat media sosial Nukman Luthfie kepada BBC Indonesia mengatakan, ”(kabar-kabar bohong) itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan secara berlebihan. Sekadar khawatir iya, makanya pemerintah harus bertindak, karena tetap saja masih bisa ada yang bisa termakan,’ katanya.
”Tapi tidak usah berlebihan, karena orang-orang yang sehat di media sosial itu banyak, mereka yang akhirnya menentramkan sendiri, tidak usah pusing.”
Ini bukanlah pertama kali dan bukan yang paling keras fitnahnya, kata Nukman. ”Sosial media juga tidak seheboh yang kemarin karena orang sudah belajar, mana yang hoax, mana yang editan, dan mana akun palsu, bagaimana cara informasi yang benar. Jadi walau ada yang main-main di situ (membuat berita hoax) tidak ada gunanya. Dibantah juga sudah selesai. Tidak mempan lagi.”
Berikut ini adalah kabar bohong yang beredar di media sosial dalam sebulan terakhir seperti dilansir dari BBC, Rabu (3/11/2016):
Palsu: aksi bom, penembakan, pembunuhan
Pesan ini setidaknya beredar di WhatsApp dan Facebook, diklaim berisi arahan wakil komandan Brimob kepada intelijen dan pengamanan internal terkait pengamanan unjuk rasa besar yang rencananya dilakukan 4 November mendatang.
Isinya cukup mengkhawatirkan, menjabarkan kemungkinan kerusuhan dibeberapa titik seperti di Balai Kota, Monas, Bekasi, Tangerang, dan lainnya. Juga memuat adanya ‘pelaku teror yang menyiapkan aksi bom, penembakan, dan pembunuhan dengan sasaran kantor kedutaan’ dan ‘rencana penyerangan ke perumahan elite dan mal’.
Baca juga: Demokrat Persilahkan Kadernya Ikut Demo Tanpa Atribut Partai
Nyatanya? Ini hanya karangan belaka, kata polisi. Kepolisian telah mengeluarkan pengumuman di Twitter resmi mereka dan menegaskan kabar tersebut bohong belaka. “Jangan dipercaya,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Boy Rafli Amar kepada wartawan. (Yayan – www.harianindo.com)