Jakarta – Demo 4 November telah menjadi buah bibir di Indonesia. Untuk mengantisipasinya, Polri telah menyiapkan beberapa angkah. Namun, mereka dinilai masih bingung dalam menghadapi aksi tersebut. Hal itu diungkapkan Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S. Pane.
Pernyataan tersebut diungkapkan Neta bukan tanpa sebab. Pasalnya, kebingungan Polri terlihat saat mengambil langkah-langkah yang tidak profesional dalam menghadapi demo itu.
“IPW menilai, dalam menyikapi isu demo 4 November, Polri sangat grogi dan kebingungan,” kata Neta pada Rabu malam (2/10/2016).
“Hal ini ditandai dengan adanya perintah tembak ditempat dan akan memakaikan rok bagi polisi yang tidak berani melakukan tembak ditempat, yang kemudian pernyataan itu dibantah,” sambungnya.
Selain itu, kata Neta, belum percaya dirinya Polri dalam menghadapi demo 4 November yang menuntut agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diproses hukum atas kasus dugaan penistaan agama itu terlihat dengan diturunkannya pasukan berjubah dan bersorban menyerupai massa aksi yang notabennya adalah ormas Islam.
“Padahal, hal itu akan sangat merugikan Polri, apalagi jika polisi yang berjubah dan bersorban itu menjadi korban, jika terjadi bentrok,” cetus dia.
Baca juga: IPW Imbau Jokowi Tidak Intervensi Polisi Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama oleh Ahok
Dia pun meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian membatalkan rencana memakaikan anak buahnya jubah dan sorban bak ulama itu. Menurut Neta, IPW berharap Korps Bhayangkara tetap profesional dan bangga menggunakan seragam cokelatnya.
“Untuk itu IPW mendesak agar Polri membatalkan rencananya untuk menurunkan polisi berjubah dan bersorban. IPW tetap berharap Polri tetap profesional dan proporsional dan jangan lebay,” tukasnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)