Jakarta – Ribuan umat Islam rencananya akan kembali turun ke jalan pada 4 November 2016 mendatang, seusai shalat Jumat, untuk menyuarakan agar polisi menangkap dan memeriksa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap telah menistakan agama terkait ucapannya yang menyinggung Surat Al Maidah 51 saat berbicara di depan masyarakat di Kepulauan Seribu beberapa waktu yang lalu.
Terkait rencana demo besar-besaran ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menegaskan, NU dibentuk bukan untuk melakukan unjuk rasa dan sebagai alat politik, namun bertujuan untuk kesejahteraan sosial dan kerakyatan.
“Kalau NU didirikan tidak untuk demo, tapi untuk pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan itu,” ujar Said Aqil di lantai 3 Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).
Karena itu, Said Aqil melarang bila dalam melakukan demo mereka mengatasnamakan NU dan membawa-bawa atribut NU.
“Sebagai dinamika negara demokrasi diperbolehkan, semua berhak demo tetapi jangan mengatasnamakan warga NU. Kalau mengatasnamakan NU, salah. Karena ini (NU) untuk dibangun untuk pendidikan pencerahan, dan kesejahteraan,” tandas dia.
(samsul arifin – www.harianindo.com)