Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat tidak mempermasalahkan ras atau agama dalam memilih seorang pemimpin. Masalah SARA tak perlu dibesar-besarkan.
“Pilkada itu kan udah bolak balik, dari tahun 1955. Hanya karena satu orang kok ributnya setengah jagat,” ujar Mega di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pidatonya saat meresmikan pembukaan pelatihan ‘Mubaligh Kebangsaan’ yang diselenggarakan Baitul Muslimin Indonesia di kantor DPP PDIP. Dalam acara tersebut juga turut hadir calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.
Mega mengatakan, dengan mengusung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 nanti tidak menunjukkan bahwa dirinya memihak kepada ras atau agama tertentu.
“Bukan berarti saya membela orang nonmuslim, membela kaum China. Saya membela negara Republik Indonesia yang saya cintai,” tuturnya.
Terkait demonstrasi besar-besaran yang akan dilaksanakan pada 4 November nanti, Megawati pun mengungkapkan penyesalannya. Dia menilai, demonstrasi tersebut memperlihatkan bahwa toleransi antarumat beragama sudah memudar.
“Yang saya diajari oleh bapak saya, agama Islam masuk ke Indonesia dengan kedamaian. Bahwa kita diharuskan mencintai semua makhluk itu kan artinya tanaman, hewan, sampai orang loh. Islam yang mana kalau begitu yang kita ambil? Padahal sama. Kan asalnya jelas. Bapak nabi besar kita,” katanya.
Baca juga: Inilah Video Ucapan Tegas Panglima TNI Untuk Pihak Yang Ingin Memecah NKRI
“Tidak seperti nanti tanggal 4 itu yang dikatakan, maaf, jihad atau begini. Ini pemerintah Republik Indonesia. Tidak bisa diinjak-injak begitu saja,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)