Harian IndoJakarta – Siapa yang tak ingin menjadi orang yang sukses ? Pastinya, semua orang menginginkan hal tersebut tak terkecuali bagi mereka yang pernah terjerat oleh dunia hitam, seperti narkoba. Kesuksesan juga ingin diraih oleh seseorang bernama Sigit Prihanto, warga Kembang Kuning Kramat II, Surabaya.
Sebelumnya, Sigit memang pernah terjerumus dalam dunia hitam narkoba. Akan tetapi, kini dirinya menjadi seorang pengusaha kuliner yang cukup sukses di kota Surabaya. Pria berusia 37 tahun ini sukses dengan usaha kulinernya yang dinilai cukup unik yakni bakso hitam. Awal mulanya, Sigit membuka usaha itu untuk lepas dari jeratan narkoba yang sempat menjeratnya.
“Waktu itu saya pergi ke Sulawesi pada 1998 dan meninggalkan keluarga selama 10 tahun. Lalu pinjam uang ke teman untuk buka usaha martabak,” kata Sigit.
Ketika itu, Sigit rupanya juga diajari oleh temannya untuk membuat bakso. Usai dinilai mahir dalam membuat bakso, Sigit pun mulai mencoba untuk berjualan bakso di Sulawesi. Ternyata bisnis tersebut sukses. Lalu Sigit berangkat ke Malaysia, karena ingin terus mencoba peruntungannya.
Namun, saat berada di Malaysia, bakso yang dijual oleh Sigit bukanlah terbuat dari daging sapi, melainkan dari daging kijang. Sebab, harga daging kijang lebih murah dibandingkan harga daging sapi.
“Hasilnya ternyata sukses hingga akhirnya saya ingin berdagang bakso ke Malaysia pada tahun 2008,”ujar Sigit.
Usai mencoba peruntungan di Malaysia, Sigit pun memutuskan untuk kembali ke Surabaya pada tahun 2010. Ketika kembali ke Surabaya, Sigit pun mencoba kembali untuk berjualan bakso. Namun, untuk membuat nilai lebih, Sigit pun memodifikasinya dengan memberikan sentuhan warna hitam guna memberikan daya tarik pada baksonya.
“Biar jadi hitam itu saya tambahkan bahan arang bambu Jepang atau active charcoal, yang cara masaknya dilakukan dengan pengasapan,”kata Sigit.
Ternyata bakso hitam buatannya memiliki rasa yang lebih enak. Bahkan, bakso tersebut juga memiliki khasiat terhadap kesehatan. Salah satunya adalah untuk menetralisir racun yang ada di pencernaan. Bakso hitam Sigit pun sangat diterima baik oleh masyarakat. Hal tersebut terlihat kini dia bisa meraup Rp12 juta setiap bulannya. Tidak hanya itu, pelanggan bakso hitam milik Sigit juga ada yang berasal dari kota lain. Di antaranya Batu dan Salatiga.
“Berarti dalam satu hari saya mendapatkan keuntungan sebesar Rp400 ribu,” ujar Sigit.
“Karena selain menjual di salah satu kampus, saya juga menjualnya via online, makanya banyak yang pesan,” ujar kata SIgit.
(bimbim – www.harianindo.com)
