Jakarta – Para pemilih di Jakarta merupakan pemilih yang mayoritas pendidikannya tinggi, dan kritis. Oleh karena itu menurut Dosen Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Vishnu Juwono, mengusung isu SARA tidak akan menguntungkan pihak manapun.
Para pemilih di Jakarta menurut Vishnu akan lebih mempertimbangkan hal-hal praktis, seperti sembako murah, ketersediaan sarana transportasi yang memadai hingga tempat tinggal yang murah.
“Saya rasa isu SARA tidak relevan, karena tingkat pendidikan tinggi (pemilih di Jakarta). Mereka mandiri dan kritis, bisa membedakan hasil kerja seseorang dan identitas pribadinya,” ujar Vishnu kepada wartawan usai menghadiri sebuah diskusi yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2016).
Sementara itu, faktor lain yang dipertimbangkan oleh pemilih di Jakarta adalah pola komunikasi para peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Vishnu mengatakan pola komunikasi konfrontatif seperti yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dapat efektif bila ditujukan untuk pejabat yang korup. Namun pola yang sama tidak bisa digunakan terhadap masyarakat.
“kalau itu kontra produktif, maka saingan bisa mengambil suara (Ahok),” katanya. (Yayan – www.harianindo.com)