Jakarta – Yusril Ihza Mahendra telah mengambil hikmah dari kegagalannya mengajukan diri sebagai calon gubernur dalam Pilkada DKI 2017.
Yusril gagal mencalonkan diri karena dirinya tidak mendapat dukungan dari partai politik mana pun.
“Satu pelajaran bagi saya bahwa jangan mudah memercayai orang,” kata Yusril saat dihubungi awak media di Jakarta, Selasa (27/9/2016).
“Anda bayangkan, kita sudah fight selama delapan bulan, sudah downgrade petahana dari 34 persen, tiba-tiba di tikungan ada orang lain mulai ambil start ketika lawan sudah dalam posisi lemah,” tutur Yusril.
Terlebih, lanjutnya, orang tersebut tidak berperan apa-apa dalam membuat kedudukan lawan politik menjadi lemah.
Sebelumnya, Yusril optimistis mendapat dukungan dari partai-partai politik untuk bersaing dengan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI 2017.
Yusril optimistis karena terus menjalin komunikasi dengan pimpinan parpol untuk menjaring dukungan.
Beberapa pekan lalu, Yusril bahkan telah meresmikan dan melantik “Relawan Duta Yusril” di sekitar Rusun Angke, Jembatan Besi, Jakarta Barat.
Acara tersebut juga bertepatan dengan deklarasi dukungan warga untuk memenangkan Yusril menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Nyatanya, partai Nasdem, Hanura, Golkar, dan PDI-P mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, kemudian PAN, PKB, Demokrat, dan PPP, mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Sementara itu, Gerindra dan PKS mengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. (Yayan – www.harianindo.com)