Jakarta – Warkop DKI dapat disamakan dengan layaknya James Bond. Di mana ada Warkop DKI, di situ ada pasti ada wanita cantik dan seksi. Hebatnya, yang menjadi wanita pendamping Warkop adalah aktris-aktris papan atas. Beberapa di antara artis itu telah meraih Piala Citra seperti Lidya Kandou dan Merriam Bellina.
Saat tren film Indonesia mengarah ke yang panas-panas (akhir dekade 1980-an menuju awal 1990-an), Warkop DKI merangkul beberapa aktris yang dikenal sebagai “bom seks”. Sally Marcelina, misalnya, direkrut untuk proyek film Masuk Kena Keluar Kena dan Pencet Sana Pencet Sini.
Bintang panas Kiki Fatmala, juga pernah memeriahkan film Warkop lewat Bagi-Bagi Dong. Lella Anggraini, bintang film Kenikmatan Terlarang dan Selir Durgaratih ikut memanaskan Warkop di Bebas Aturan Main. Publik lantas mempertanyakan siapa cewek pendamping Warkop dalam proyek Warkop DKI Reborn?
Adalah Hannah Al Rashid. Hanna didaulat sebagai wanita Warkop usai melewati proses kasting yang panjang. Kali pertama ia mendengar bahwa Warkop DKI akan dilahirkan kembali dari komika Arie Kriting. Saat itu keduanya tengah menonton film di bioskop Blok M Jakarta.
“Begitu menerima kabar Warkop DKI Reborn akan buat oleh Anggy Umbara, saya langsung mengirimkan foto Meriam Bellina bersanding dengan saya ke Anggy. Saya bilang: Butuh Meriam Bellina zaman masih muda, enggak? Karena semua orang bilang saya mirip Mbak Mer. Lalu saya mengganggu siapa pun yang terlibat di proyek Warkop DKI Reborn. Saya minta dikasting. Thank God, akhirnya saya dapat peran Sophie,” ujar Hannah bercerita, Minggu (25/9/2016).
Hannah pun menyadari jika menjadi wanita Warkop adalah pertaruhan terbesar dalam kariernya. Ia sadar, wanita di dunia Warkop identik dengan citra cantik dan seksi. Itulah yang membuatnya ketakutan menjelang syuting. Pasalnya, ia merasa tidak mempunyai aura seksi. Dan ternyata, cantik seksi saja memang tidak cukup untuk menjadi pendamping Warkop.
Selain menjadi pemicu konflik, wanita Warkop berperan memberikan reaksi. Dalam sebuah adegan, ada aksi dan reaksi. Tanpa reaksi yang tangkas, kelucuan mustahil terbentuk. Dan sebagai seorang feminis, Hannah pun ogah terlihat cantik-seksi dari luar saja. Wanita, entah di dunia film maupun dalam kehidupan sehari-hari bukanlah pemanis belaka.
“Kalau sekadar buka baju mah gampang banget. Yang saya tampilkan dalam film ini adalah seksi secara determinasi, seksi secara intelektual, dan seksi secara chemistry,” tutur Hannah. (Yayan – www.harianindo.com)