Moskow – AS belum lama ini kembali melanggar perjanjian gencatan senjata. Karena itu, kesepakatan tersebut dinilai gagal. Kepala militer Rusia pun menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) diminta untuk melaksanakan kewajiban. Sebab, berdasar informasi, gencatan senjata di Suriah tersebut telah 200 kali dicederai.
Padahal, gencatan senjata yang telah diberlakukan pada Senin 12 September lalu merupakan kesempatan terakhir bagi warga Suriah menuju perdamaian. Namun, Letnan Jenderal Rusia Viktor Poznikhir mengklaim gencatan senjata telah dilanggar hingga 199 kali sejak diberlakukan.
”AS dan kelompok pemberontak moderat yang berada di bawah kendali mereka tidak melaksanakan kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian Jenewa,” ujar Letjen Poznikhir sebagaimana diberitakan Sky News pada Minggu (18/9/2016).
”Jika AS tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian 9 September lalu, maka semua tanggung jawab runtuhnya gencatan senjata di Suriah berada di tangan AS,” tambah Poznikhir.
Bahkan, menurut Jenderal Vladimir Savchenko, situasi di Suriah semakin memburuk. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pihaknya tetap positif atas gencatan senjata, tetapi menurut Putin gencatan senjata dapat saja dimanfaatkan kelompok pemberontak untuk kembali menyatu. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)