Jakarta – Beberapa kasus terbakarnya Samsung Galaxy Note 7 yang mengakibatkan pihak Samsung memutuskan untuk menarik kembali produknya untuk kemudian digantikan dengan yang baru membuat Federation Aviation Administration (FAA), otoritas penerbangan sipil, merekomendasikan untuk melarang penumpang memakai Samsung Galaxy Note 7 selama penerbangan.
Rekomendasi dari FAA ini kemudian diikuti oleh puluhan maskapai penerbangan di seluruh dunia.
Tercatat, nama-nama maskapai penerbangan seperti American, Delta, United, Southwest, Air France, Virgin America, Virgin Atlantic, Emirates, Qantas, Virgin Australia, Jetstar, Singapore Airlines, dan Tiger Airways turut melarang penggunaan Galaxy Note 7.
Sedangkan beberapa maskapai penerbangan di Indonesia sendiri juga telah melakukan larangan agar penumpang untuk mematikan Samsung Galaxy Note 7 hingga turun dari pesawat.
Maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, AirAsia, dan Lion Air menerapkan kebijakan pelarangan penggunaan telepon tersebut.
“Penumpang AirAsia yang membawa Samsung Galaxy Note 7 diharuskan mematikan perangkat tersebut hingga turun dari pesawat,” kicau AirAsia melalui akun Twitternya, Sabtu (10/9/2016).
“Kita approve untuk aturan itu. Jadi kalau aturan FAA kita pasti ikuti. Itu kan peraturan tertinggi dalam dunia airlines,” kata Senior Manager Communication Sriwijaya Air Agus Soedjono, Minggu (11/9/2016).
“Kami juga mengeluarkan pengumuman mengenai ini (FAA). Pengumuman akan di-publish hari ini dan berlaku secepatnya,” kata Public Relation Manager Lion Air, Andy Saladin di tempat terpisah, Minggu (11/9/2016).
Sementara itu, menanggapi larangan para penumpang untuk mengaktifkan Samsung Galaxy Note 7 oleh beberapa maskapai penerbangan, pihak Samsung Indonesia memberikan rujukan pernyataan dari pihak Samsung Pusat.
“Prioritas nomor satu kami adalah keselamatan pengguna. Kami meminta pengguna untuk menonaktifkan Galaxy Note7 milik mereka dan melakukan penukaran unit sesegera mungkin,” kata President of Mobile Communications Business Samsung Electronics, DJ Koh dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis, Sabtu (10/9/2016).
(Samsul Arifin)