Tokyo – Untuk kesekian kalinya, kecerdasan manusia dikalahkan oleh kecerdasan buatan. Kali ini terjadi di sektor kesehatan dimana kecerdasan buatan dari IBM, yakni Watson, berhasil meluruskan kesalahan diagnosis yang dilakukukan oleh dokter Jepang.
Berita ini pertama kali diketahui dari laporan seorang dokter di University of Tokyo beberapa waktu lalu. Watson menemukan sebuah gejala leukimia langka yang diidap pasien berusia 60 tahun.
Sebelumnya, sejumlah dokter telah melakukan analisis pada pasien tersebut. Namun, beberapa diagnosis tersebut rupanya tidak banyak berhasil. Akhirnya data dari diagnosis tersebut diunggah ke program Watson untuk ditemukan jawabannya.
Seperti dilansir dari dari Engadget, Kamis (11/8/2016), superkomputer tersebut hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk memberikan sebuah diagnosis. Kecerdasan buatan itu, setidaknya, menjelajah lebih dari 20 juta penelitian kanker, sebelum akhirnya memberikan saran mengenai tindakan yang sebaiknya dilakukan.
Sejatinya, ini bukanlah kali pertama kecerdasan buatan berperan di dunia kesehatan. Pada tahun 2011 silam, mesin tersebut telah ‘menempuh’ pendidikan di University of Maryland School of Medicine. Saat itu, Watson dibekali data dari jutaan penelitian dan kasus medis.
Watson juga dipertemukan dengan beberapa dokter melalui program tersebut. Lewat cara ini, jawaban yang salah dari superkomputer tersebut akan langsung dikoreksi.
Lalu Watson pun ‘lulus’ dari pendidikannya pada 2013, dan setelah itu Watson tersedia untuk dokter dan perusahaan asuransi kesehatan. IBM mengklaim sepanjang 2011 hingga 2013, kemampuan Watson telah meningkat hingga 240 persen.
Tidak hanya andal dalam mengdiagnosa penyakit, superkomputer ini juga pernah menunjukkan bakatnya di bidang kuliner. Bersama dengan Institute of Culinary Education, Watson membuat resep berdasarkan data dari beragam bahan, mulai dari kandungan kimia, hingga detail nutrisi. (Yayan – www.harianindo.com)