Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin menilai kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai yang mengakibatkan kerusakan beberapa rumah ibadah tersebut bukanlah karena konflik agama namun karena masalah etnis.
“Sejauh ini kami tidak melihat akar pemicunya masalah itu bukan permasalahan agama. Ini lebih persoalan etnis yang memang sudah cukup lama punya bibit-bibit seperti api dalam sekam, yang jika kemudian muncul pemicunya kemudian meledak,” jelas Lukman Hakim usai meresmikan Mudzakarah Haji Nasional di Arya Duta Hotel, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2016).
Menurut Lukman, kerusuhan pada saat itu dipicu oleh provokasi dari media sosial yang memanfaatkan suasana masyarakat yang sedang memanas pada saat itu. Tentang provokasi melalui jejaring sosial ini masih dalan penyelidikan polisi.
“Jadi pembakaran rumah ibadah itu bentuk pelampiasan dari masyarakat yang marah, mungkin juga terprovokasi karena beredar sosial media yang sedang didalami untuk dicari siapa di balik ini,” tutur politisi PPP itu.
“Kita amat sangat menyayangkan kejadian itu dan kami terus melakukan pendalaman bersama aparat kepolisian. Kami sudah menerjunkan pejabat kita sesuai bidangnya masing-masing untuk mendalami kejadian itu,” imbuhnya.
Situasi saat ini di Tanjung Balai menurut Lukman sudah mulai kondusif dan hal ini menjadi pelajaran berharga untuk lebih saling menjalin komunikasi antar tokoh agama dan masyarakat guna menjaga kerukunan di tengah masyarakat.
“Jadi terlepas itu semua, kita jadi belajar banyak, terus bekomunikasi dengan tokoh-tokoh agama. Dan Alhamdulillah sudah dicapai kesepakatan tidak hanya tokoh agama tapi juga tokoh masyarakat baik formal maupun informal,” pungkas Lukman Hakim.
(Samsul Arifin)