Jakarta – Membuat kompos sendiri di rumah menggunakan keranjang takakura ternyata tidaklah sulit. Selain sederhana, biaya yang dikeluarkan juga cukup terjangkau.
Apabila dihitung-hitung, harga satu kantong kecil kompos di pasaran biasanya Rp. 5.000, kalau kebutuhan kompos di rumah kita untuk berkebun itu lumayan banyak, maka bisa dibayangkan seberapa besar pengeluaran hanya untuk kompos. Apabila bisa membuat kompos sendiri, maka Anda pun bisa lebih berhemat, kan?
Berikut cara mudah membuat takakura untuk mengolah sampah menjadi kompos seperti dilansir dari dkwek.com, Senin (1/8/2016):
Bahan:
Sampah hijau seperti sisa buah, sayuran, daun, dan bunga
Mol nasi atau mikroba dekomposer aerob lainnya
Gula merah atau gula pasir secukupnya
Sekam mentah/kering sesuai kebutuhan
Tanah 1 sekop tangan atau secukupnya (sebagai bio starter)
Alat:
Keranjang plastik laundry bertutup, 1 buah (harganya sekitar Rp. 60.000 karena agak kecil, mungkin kalau di toko grosir bisa lebih murah).
Plastik mulsa hitam atau bahan lain yang tidak tembus air untuk melapisi keranjang.
Kantong jaring 2 buah, bisa dibeli di tukang kelontong, gunanya untuk membuat bantal sekam.
Tali plastik.
Benang dan jarum untuk menjahit bantal sekam.
Kain untuk tutup keranjang.
Cara membuat:
Sampah hijau dirajang atau dipotong-potong supaya ukurannya lebih kecil. Tujuannya selain agar muat di dalam keranjang, juga mempermudah penghancuran saat fermentasi. Setelah dirajang, rendam selama satu malam agar telur-telur lalat, hama atau sisa pestisida tercuci bersih. Setelah direndam, tiriskan. Jika Anda menggunakan sampah dapur, prinsipnya hampir sama, cuma agak berbeda sedikit.
Bentuk plastik mulsa untuk menutupi empat sisi keranjang sesuai bentuknya. Mohon diingat, plastiknya sudah kita ganti dengan plastik kresek gede, bukan plastik mulsa potongan lagi. Plastik kresek besar kita masukkan ke dalam keranjang, trus ikat sudutnya dengan tali plastik agar tidak lepas. Tutup keranjang dengan kain atau plastik.
Membuat bantal sekam. Masukkan sekam kering ke dalam kantong jaring, lalu jahit. Buat 2 bantal. Guna bantal sekam ini agar cairan sampah dan kompos tidak merembes.
Masukkan bantal sekam pertama di bagian dasar keranjang, lalu tuangkan sekam kering secukupnya. Kalau di panduan disarankan 1 karung, tapi saya cuma masukkan setengah karung saja, sekadar tebal, mengingat keranjang saya agak kecil, kalau dimasukkan 1 karung, nanti sampah yang bisa ditampungnya hanya sedikit hehe.
Selanjutnya, taburkan tanah sebanyak satu sekop tangan sebagai bio starter. Lalu tutup lagi dengan bantal sekam kedua.
Larutkan gula dengan air secukupnya, lalu masukkan 2 sendok makan atau 10cc mol ke dalam larutan gula merah sebagai makanannya. Mol berfungsi untuk mempercepat proses pengomposan. Ini saya adopsi dari pembuatan kompos dari seorang teman. Jika tidak ingin menggunakan mol, tidak masalah juga, cuma mungkin terurainya agak lebih lambat.
Masukkan sampah hijau yang sudah ditiriskan ke dalam keranjang dengan tebal secukupnya, lalu siram dengan beberapa sendok larutan mol dan gula, kemudian taburi dengan sekam secukupnya. Timpa lagi dengan lapisan sampah hijau dengan tebal secukupnya, lalu siram lagi dengan larutan mol dan sekam, begitu seterusnya sampai sampah hijau habis.
Tutup keranjang.
Sampah siap diperam. Letakkan di tempat teduh seperti dapur atau teras, atau lokasi lainnya yang tidak terkena panas dan hujan. Biarkan selama 1-2 bulan hingga kompos matang, tergantung banyaknya sampah yang dikomposkan, terkadang bisa sampai 3 bulan, tapi normalnya 2 bulan sudah mulai matang. (Yayan – www.harianindo.com)