Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan perombakan atau reshuffle Kabinet Kerja jilid 2 pada Rabu (27/7/2016) siang di Istana Kepresidenan.
Ada beberapa wajah baru yang muncul di dalam Kabinet Kerja Jokowi, salah satunya adalah Sri Mulyani Indrawati yang menggantikan posisi Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan.
Nama Sri Mulyani tidaklah asing lagi bagi telinga masyarakat Indonesia. Alumni Universitas Indonesia (UI) ini terakhir menjabat sebagai Direktur Bank Dunia sejak Juni 2010 lalu.
Jauh sebelumnya, wanita kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 ini dikenal sebagai pengamat ekonomi yang cukup jeli di dalam memberikan penilaian dan pengamatan terkait perkembangan ekonomi Indonesia dan dunia.
Pada Juni 1998, Sri Mulyani diangkat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).
Kepiawaiannya dalam bidang ekonomi ini membuat Sri Mulyani kemudian dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi Menteri Keuangan menggantikan posisi Jusuf Anwar pada 2005 hingga 2010.
Pada 2008, Sri Mulyani harus merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Pada saat Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan, ia berhasil meningkatkan investasi asing ke Indonesia dari USD 4,6 miliar atau setara dengan Rp 60,4 triliun pada 2004 menjadi USD 8,9 miliar atau sekitar Rp 116 triliun pada 2005.
Pada masa Sri Mulyani juga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 6,6 persen pada tahun 2007, dimana angka tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak krisis ekonomi 1997.
Prestasi Sri Mulyani tidak hanya di tingkat dalam negeri saja karena istri dari Tony Sumartono ini pernah dianuerahi sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia pada tahun 2007 dan 2008.
Nama Sri Mulyani juga termasuk dalam daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia pada tahun 2008, 2014, dan 2016.
(Samsul Arifin)