Jakarta – Budidaya tanaman dengan cara hidroponik semakin populer saja di tengah masyarakat urban. Teknik bercocok tanam jenis ini muncul seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat menjalankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran dan buah yang higienis.
Kondisi tersebut membuat tanaman hidroponik laris di pasaran. Pelaku usaha tanaman hidroponik bisa meraup omzet hingga Rp 40 juta per bulannya.
Tren budidaya hidroponik semakin digemari masyarakat di wilayah perkotaan sejalan dengan semakin sempitnya lahan pertanian di perkotaan.
Alhasil, banyak yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk membudidayakan tanaman hidroponik. Apalagi, hasil budidaya tanaman hidroponik memiliki nilai ekonomis.
Hasil pantauan Harian Indo, Selasa (26/7/2016), salah satu pelaku usaha yang mencoba peruntungan dari bisnis tanaman hidroponik adalah Evita Putri, pemilik Pelangi Flora asal Magetan, Jawa Timur. Pelangi Flora berdiri sejak 2012. Evita menjual berbagai bibit tanaman hidroponik, peralatan dan medianya.
Evita menuturkan, sejalan dengan tingginya tren hidup sehat, mendorong minat masyarakat kota menanam sendiri bahan makanan sehari-hari. Dia bilang, saat ini, kebutuhan bahan makanan dari tanaman hidroponik makin meningkat.
Ia menambahkan, belakangan ini tren tanaman hidroponik yang berkembang di masyarakat adalah sayuran dan buah-buahan. Kata Evita, tanaman hidroponik yang paling diburu adalah cabai, timun, kol, selada, tomat, sayuran hijau seperti kangkung, bayam, dan caisin.
“Itu yang menjadi top sales kami. Sedangkan untuk buah, antara lain, semangka, melon, dan pepaya,” kata Evita.
Evita menawarkan tanaman hidroponik dan perlengkapannya Rp 5.000 hingga Rp 40.000 per item. Ia bisa menjual lebih dari 500 tanaman per bulan. Sebagian besar pelanggannya berasal dari luar Magetan, seperti Jakarta, Surabaya, Bali, dan Banjarmasin, dan Makassar. Dari bisnis tanaman hidroponik, ia mengaku bisa meraup omzet Rp 40 juta per bulan. (Yayan – www.harianindo.com)