Jakarta – Hebohnya kemacetan arus mudik 2016 yang terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur, Jawa Tengah, hingga menimbulkan korban jiwa belasan orang membuat media asing ikut meliputnya dan menyebut sebagai kemacetan terparah di dunia.
Media Inggris, Daily Mail, dalam salah satu liputannya menyebutkan bahwa kemacetan yang terjadi di Brebes hingga kendaraan mengantri puluhan kilometer dianggap sebagai kemacetan terparah di dunia hingga kini.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (8/7/2016), kemacetan di Brebes ditulis sebagai “Is this the world’s worst traffic jam? Fifteen motorists die in three days after getting caught in gridlock at Indonesian junction… named BREXIT” atau “Inikah kemacetan paling parah di dunia? 15 orang pengendara tewas dalam tiga hari setelah terjebak di persimpangan di Indonesia, bernama Brexit”.
Istilah Brexit langsung menjadi perhatian di media Inggris karena peristiwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan nama Britania Exit (Brexit). Namun di Indonesia, istilah Brexit diplesetkan menjadi Brebes Exit atau pintu keluar tol Brebes, Jawa tengah.
Dalam tulisannya, Daily Mail menyoroti perilaku pengemudi di Indonesia yang enggan keluar dari kendaraannya untuk mencari udara segar di saat macet panjang sehingga menyebabkan banyak korban jiwa.
Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Indonesia, Achmad Yurianto menyebutkan, belasan korban jiwa yang jatuh disebabkan karena kurangnya oksigen dan dehidrasi yang dialami.
“Kelelahan dan dehidrasi adalah salah satu elemen yang fatal yang dapat menyebabkan kematian, terutama di kalangan kelompok rentan, dari anak-anak dan orang tua. Selain itu, kendaraan kabin kecil dan tertutup dengan penggunaan AC secara terus menerus akan menurunkan tingkat oksigen dan meningkatkan CO2,” kata Achmad.
(Samsul Arifin)