Peshawar – Tentara Pakistan dan Afghanistan saling tembak mulai Minggu (12/6/2016) hingga Senin (13/6/2016). Aksi tersebut terjadi di wilayah perbatasan. Akibatnya, seorang petugas kepolisian Afghanistan tewas. Sebanyaak 11 tentara Pakistan luka-luka.
Selain itu, aksi tersebut mengakibatkan pos perbatasan Torkham ditutup hingga waktu tidak ditentukan. Padahal, pos perbatasan itu kerap digunakan sebagai jalur perjalanan warga dua negara.
Ketegangan tersebut diawali oleh keberatan penjaga keamanan perbatasan Afghanistan terhadap pembangunan gerbang di sisi Pakistan pada Mei 2016.
Saat itu, perbatasan Torkham sempat ditutup selama lima hari. Namun, setelah pertemuan antara Duta Besar Afghanistan untuk Pakistan Hazrat Omar Zakhilwal dan Kepala Tentara Jenderal Raheel Sharif, perbatasan kembali dibuka.
Pernyataan resmi Tentara Pakistan menuduh penjaga perbatasan Afghanistan mengganggu pengerjaan gerbang di sisi Pakistan dengan menembaki para pekerja. Mereka berasalan, pembangunan tersebut dilakukan untuk mencegah masuknya teroris dari Afghanistan ke Pakistan.
“Tepat sebelum pengerjaan dimulai, kami sudah menginformasikan kepada Afghanistan meski perlu diakui, pembangunan itu berlawanan dengan hukum internasional,” tutur pejabat tinggi di Khyber, Khalid Mehmood, seperti dimuat New York Times, Selasa (13/6/2016).
Tepat pukul 21.20 waktu setempat, petugas jaga di sisi Afghanistan mulai menembakkan mortar dan artileri ke sisi Pakistan. Aksi berbalas tembakan sempat berhenti sepanjang Senin (12/6) pagi hingga siang waktu setempat. Sayangnya, adu tembak itu kembali berlangsung pada sore. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)