Jakarta – Gubernur DKI Jakara, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, permukaan tanah di Jakarta setiap tahunnya terus menerus mengalami penurunan.
Menghadapi kondisi tersebut, perlu tanggul agar banjir rob di kawasan utara tidak terus terjadi.
Ahok melanjutkan, pembangunan tanggul tersebut sudah ada sejak lama. Bahkan kajian soal daratan di Jakarta yang terus menurun pernah dikaji Netherlands Engineering Consultants (NEDECO), sebuah perusahaan asal Belanda sejak tahun 1973 tentang pembuatan tanggul.
“Kalau kamu bilang ini bohong, jangan berdebat sama saya. Kamu berdebat sama yang pintar-pintar. Saya kan hanya baca laporan. Laporan ini dari tahun 1973,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/6/16).
Ahok menambahkan, salah satu isi kajian tersebut termasuk pembuatan Waduk Pluit. Tujuannya pembangunan waduk tersebut untuk mengendalikan air.
“Membuat Waduk Pluit itu juga kajiannya NEDECO. Pokoknya dari Belanda tahun 1973 sudah ada kajiannya. Makanya Jakarta harus buat tanggul,” terangnya.
Ahok pun berpendapat jika Pemprov DKI Jakarta harus merelokasi warga untuk dapat merealisasikan pembangunan tanggul tersebut. Mengingat mereka mendirikan bangunan di lahan negara yang seharusnya tidak boleh ada permukiman.
“Makanya saya bongkar Pasar Ikan buat bikin tanggul, tapi malah ribut. Bilangnya bongkar masjid. Kami bongkar rumah di laut dibilang bongkar masjid,” tutup Ahok. (Yayan – www.harianindo.com)