Jakarta – Setiap orang pasti menginginkan performa yang luar biasa ketika berada di atas ranjang. Namun ada beberapa faktor yang bisa membuat aktivitas berhubungan intim menjadi tidak nyaman dan bahkan menyakitkan.
Berkut 7 hal yang bisa menghancurkan malam indah Anda bersama pasangan seperti dilansir dari metrotvnews.com (Selasa, 10/5/2016):
1. Bersepeda
Bersepeda merupakan salah satu olahraga terbaik untuk membakar kalori tubuh secara efektif. Namun, terlalu lama bersepeda dapat menyebabkan organ intim wanita lecet, yang pada akhirnya menyebabkan sakit selama bercinta.
Untuk mengatasinya, ginekolog dari klinik kesuburan Nottingham, Nick Raine-Fenning menyarankan untuk mengganti bantalan duduk sepeda dengan ukuran yang lebih lebar dan empuk. Juga gunakan celana yang lebih longgar saat bersepeda.
2. Kontrasepsi
Memakai kontrasepsi yang tidak tepat dapat mengurangi gairah bercinta. Narendra Pisal, konsultan ginekolog di London mengatakan, kontrasepsi berbasis progesteron seperti pil dan implan dapat menyebabkan ketidakseimbangan estrogen tubuh.
Dijelaskan, estrogen memiliki fungsi untuk memproduksi bahan pelumas yang berfungsi mencegah rasa sakit saat bercinta.
3. Menyusui
Saat menyusui, tingkat estrogen menurun sehingga produksi cairan pelumas vagina menurun. Memakai pelumas buatan mungkin menjadi solusi yang tepat pada kasus ini.
4. Kebiasaan bercukur yang salah
Menggunakan pisau cukur yang tumpul dapat mengiritasi kulit organ intim. Tak jarang, hal ini menimbulkan rasa sakit ketika bercinta. Dalam kasus ini, Pisal menyarankan untuk tidak memangkas habis rambut kemaluan.
5. Memakai jeans ketat
Celana jeans ketat dapat mengakibatkan iritasi pada vagina. Sama seperti bersepeda, seseorang yang memakai jeans ketat biasanya merasakan ketidaknyamanan saat berhubungan intim.
6. Posisi bercinta yang salah
Banyak pakar merekomendasikan variasi gaya agar aktivitas bercinta tidak terasa membosankan. Namun, pastikan Anda menerapkan gaya yang nyaman dan aman.
7. Menopause
Memasuki usia 40-an, wanita mengalami penurunan gairah seks. Hal tersebut biasanya terjadi jika seorang wanita telah masuk masa menopause. Terapi estrogen dapat membantu mengatasi masalah ini. (Yayan – www.harianindo.com)