Jakarta – Salah satu kebijakan yang dibuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menjaga kebersihan Ibu Kota dan mengurangi resiko banjir adalah membentuk pasukan khusus Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau lebih dikenal dengan pasukan oranye, memang terbukti cukup efektif. Namun di sisi lain, adanya pasukan oranye itu jusru dinilai memberikan dampak negatif bagi warga Jakarta, yakni makin menghilangkan budaya gotong royong.
Berdasar informasi yang dihimpun tim Harian Indo, Minggu (17/4/2016), hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, yang memandang warga Jakarta makin manja setelah ada pasukan oranye.
Pasukan oranye memang sangat sigap membersihkan setiap sudut kota Jakarta dari sampah. Hal inilah yang membuat warga Jakarta makin malas dan budaya gotong royong atau kerja bakti setiap akhir pekan makin menghilang.
“Budaya gotong royong jangan sampai hilang. PPSU itu bisa mematikan gotong royong, warga jadi sangat tergantung pada PPSU. Warga jadi manja. Terus ketika menemukan sesuatu yang tidak beres langsung lapor. Kemudian lurahnya yang kena dan gaji dipotong, kasian kan,” ungkap Djarot, Sabtu (16/4) kemarin.
Seharusnya, PPSU hanya bertugas untuk membantu warga merawat prasarana dan sarana umum, bukannya memegang peran utama. Budaya gotong royong semestinya dapat tetap dijaga, yakni dengan cara warga yang bekerja bakti bersama PPSU. (Rani Soraya – www.harianindo.com)