Jakarta – Belum lama ini Lieus SUngkharisma menjadi sorotan publik karena aksinya yang getol menentang Gubernur DKI Jakarta Basukit Tjahaja Purnama dan menyebut gaya Ahok tidak santun dan arogan. Usut punya usut, ternyata pria yang mengaku sebagai tokoh masyarakat dari etnis Tionghoa itu memiliki sejarah gelap sebagai mantan narapidana.
Berdasar pantauan Harian Indo di forum KasKus, Minggu (10/4/2016), sebelumnya Lieus Sungkharisma sering muncul di beragam media massa dengan mengaku sebagai tokoh dari etnis Tionghoa. Ia mengklaim bahwa banyak masyarakat Tionghoa yang sebenarnya merasa terancam karena gaya kepemimpinan Ahok.
Namun di baik itu semua, Lieus Sungkharisma memiliki catatan gelap. Polisi pernah menetapkan Ketua Partai Reformasi Tionghoa Indonesia ini sebagai tersangka dalam kasus perusakan pagar pembatas tanah sengketa di RT 7 dan RT 8 RW 4 Mangga Besar Jakarta Barat. Ia dituding telah melanggar pasal 170 KUHP terkait perusakan yang dilakukan pada pagar pembatas di tanah sengketa.
Belum lagi ada isu yang berkembang bahwa Lieus ini merupakan “Pemain Tanah”. Data ini didapatkan dari forum kaskus. Berikut pembahasan selengkapnya:
“Dia (Lieus Sungkharisma) pemain tanah di fatmawati pangpol … dia benci ama si ahok gara gara proyek mrt … itu bikin hancur pasaran tanah di pangpol … pangpol itu harga per meternya ngalahin menteng …. tapi langsung ambles gitu ada proyek mrt …trus aset dia di daerah hayam wuruk gajah mada juga kena kebijakan pemprov yang masalah parkir pinggir jalan … sampe dia bela belain jadi ketua forum tukang parkir buat demo…
kl gw sih berpikir pakai logika aja … kita lihat pribadinya apakah dia orang benar atau tidak …. dia ada kasus di daerah mabes masalah tanah … belum lagi … ngakunya orang yang beragama BUDDHA … tapi dia ngebela kafe yang namanya BUDDHA BAR ….
Sama kayak ngeliat HAJI LULUNG …. seorang yang ngakunya tokoh agama dari partai politik berdasarkan agama … kerjaannya malak parkir, minta jatah keamanan, sampah, dan kepala preman ….orang waras bisa tahu pribadi dan kualitasnya …. “
(Rani Soraya – www.harianindo.com)