Harian IndoMunich – Dalam kisah fiksi Harry Potter, terdapat sebuah jubah sihir yang bisa digunakan untuk bersembunyi secara sempurna. Pasalnya, jubah gaib ini memiliki kemampuan untuk menjadi tembus pandang, sehingga siapapun yang bersembunyi di dalamnya tentu tidak akan ditemukan oleh orang lain.
Perkembangan terbaru mengatakan bahwa jubah tembus pandang semacam itu bisa juga diciptakan dalam kehidupan nyata menggunakan cara-cara ilmiah. Dua orang peneliti dari Jerman dan Selandia Baru mengungkapkan kemungkinan tersebut.
Adalah seorang ahli fisika bernama Jad Halimeh dari Ludwig Maximilian University of Munich, Jerman, dan Robert Thompson dari University of Otago, Selandia Baru. yang merupakan dua peneliti yang menerbitkan sebuah makalah yang membahas tentang jubah tembus pandang. Makalah mereka itu dipublikasikan dalam jurnal ilmiah “Physical Review A” edisi terbaru 2016 ini.
Dari penelusuran Harian Indo, Selasa (15/3/2016), kedua fisikawan itu tidak hanya membahas tentang kemungkinan dibuatnya jubah tembus pandang. Mereka juga menerangkan tentang beberapa keterbatasan yang akan dimiliki jubah tersebut.
Secara teknis, Halimeh dan Thompson menuliskan bahwa jubah tembus pandang tersebut tidak akan berfungsi secara sempurna seperti layaknya jubah yang ditampilkan dalam Harry Potter. Yang terjadi adalah jubah tersebut tetap akan tembus pandang, namun memiliki beberapa distorsi gambar dan tampilan di beberapa bagiannya. Hal itu disebabkan oleh adanya gerakan dari pengguna jubah dan faktor-faktor spesifik lainnya.
Hasilnya, bila pun jubah tembus pandang tersebut berhasil dibuat, maka wujudnya akan lebih menyerupai kamuflase tembus pandang yang muncul dalam film Hollywood “Predator”, yang rilis tahun 1987 silam. Di sana, ditampilkan bagaimana seorang alien dengan teknologi canggihnya bisa mengaktifkan kamuflase tembus pandang, yang bila diamati, masih tidak terlalu sempurna terutama saat si alien bergerak lincah melompati pepohonan.
“Meskipun hasil kami mungkin mengecewakan bagi calon penyihir karena adanya keterbatasan perangkat, sebenarnya ini penting dalam kehidupan nyata. Teknologi baru mulai muncul dari penelitian, dan kami sedang mencari efeknya, baik yang bisa membahayakan fungsi dari teknologi ini, atau yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan praktis baru di masa depan,” tutur Thompson. (Rani Soraya – www.harianindo.com)
