London – Selama ini jenggot dianggap sebagai tempat bertumbuhnya bakteri dan memiliki kesan kurang rapi. Namun sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti asal Inggris menujukkan sebaliknya.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Hospital Infection menunjukkan apabila 408 petugas rumah sakit di dua rumah sakit berbeda membandingkan jumlah bakteri pada pria berjenggot dengan yang tidak berjenggot.
Hasilnya, pria dengan jenggot justru lebih baik dalam hal kesehatan.
“Studi kami menemukan bahwa jenggot tidak meingkatkan jumlah pengumpulan bakteri. Partisipan tanpa jenggot justru jumlan koloni bakterinya lebih besar,” tulis peneliti (Minggu, 24/1/2016).
Mereka yang memiliki dagu selicin dagu bayi justru memiliki jumlah bakteri tiga kali lebih besar dibanding yang berjenggot. Termasuk bakteri Methicillin dan Staphylococcus aureus.
Mengapa demikian?
Studi tersebut menjelaskan, ketika Anda mencukur jenggot, Anda akan menyebabkan mikrotrauma pada kulit. Trauma tersebut lalu menyebabkan abrasi yang menjadi tempat berkumpulnya bakteri.
Penelitian yang lebih lanjut bahkan menunjukkan jika jenggot menghasilkan semacam senayawa antibodi yang membantu melawan infeksi ketika bagian dari wajah terluka. (Yayan – www.harianindo.com)