Jakarta – Pada jaman era modern yang serba seperti sekarang ini, kita akan dimudahkan untuk berinteraksi dengan apapun di seluruh dunia. Kemajuan teknologi yang ada di dunia maya membuat masyarakat dapat mengakses beberapa niformasi terkini dimanapun berada. Namun, seiring dengan bertambah majunya jaman, maka hal itu dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencari kepopularitasan dengan berbagai status yang terkadang kontroversial, seperti salah satu contoh adalah sebuah akun facebook yang bernama Denny Siregar.
Denny Siregar merupakan salah satu dari beberapa orang yang cukup popular karena sering menuliskan sebuah kata yang memang menarik untuk disimak, yang tak heran juga skitar 60rb an lebih menjadi followernya di fb nya. Berikut adalah postingan teerakhir dari Danny Siregar yang berjudul “Agama Yang Membosankan” :
AGAMA YANG MEMBOSANKAN
Dulu waktu SMP, kami bandel bersama. Rusak kelas ketika guru ga ada. Malah pernah ketangkep serombongan karena ketahuan merokok di toilet belakang.
Waktu SMA, kami tawuran bersama. Metromini kami kuasai, Kopaja kami jajah. Bukan karena kami jagoan, tapi supaya gak bayar aja. Maklum, ongkos dr emak cekak.
Waktu kuliah, kami rebutan naksir cewe yang sama. Saling bersaing malam minggu apel ke rumahnya. Ternyata sesudah waktu berlalu, kami saling mengaku bahwa semua itu hanya ingin menunjukkan bahwa kami bukan jones, jomblo ngenes.
Dan hebatnya, kami ditolak semua. Yang diterima yang pakai honda civic model setrika. Kami ? Ada yang naek astrea, ada yang naik yamaha alpha. Mana kadang bensinnya habis di jalan lagi.
Ketika awal bertemu lagi di fesbuk, masing2 temanku yang SMP, SMA dan Kuliah senang bisa bertemu kembali dan reunian.
Sekarang…. Ternyata semua sudah berbeda.
Teman-temanku yang dulu begitu natural dan ceria, memenuhi line2 bbm dan whatsapp reuni kami dengan copasan2 ayat dan hadis yang panjang2. Mereka tidak perduli bahwa agama kami tidak semua sama.
Mereka mendominasi percakapan dengan nasehat2 yang mirip kutbah jumatan. Panjang dan membosankan. Saling memanggil ustad dan ustadzah. Semakin digelari, copasannya semakin sering dan panjang.
Hilang sudah keceriaan itu. Yang lain banyak yang terdiam, hanya karena menghormati bahwa mereka dulu pernah menjadi teman kecilnya. Pernah menjadi bagian dari perjalanan waktunya. Sekarang apa2 haram, apa2 bidah, seakan hanya mereka yang ada disana.
Tuhan, kenapa agama menjadi begitu membosankan di tangan mereka ?
Kutinggalkan grup2 itu dan aku protes pada tembok. Lama2 tembok juga menjawab. Dan ternyata kami mempunyai keresahan yang sama.
Kuseruput secangkir kopi-ku malam ini. Belasan temanku hilang, puluhan ribu temanku datang. What a wonderful life…
(Rini Masriyah – www.Harianindo.com)